Bilebante, dari Areal Penambangan Jadi Kawasan Wisata Andalan
Redaktur: ME. Bijo Dirajo
Lemi, warga lain mengaku tidak menyangka kawasan Bilebante yang selama ini dikenal kering kerontang, karena merupakan kawasan penambangan, sekarang menjadi kawasan yang ramai dikunjungi wisatawan sebagai tempat liburan.
“Seingat saya dulu, Bilebante kering dan berdebu, sekarang bagus sekali, tidak menyangka bisa seindah sekarang,” katanya.
Wilayah Desa Bilebante sendiri dilintasi oleh saluran primer Kali babak hulu sebagai sumber pengairan teknis bagi petani, di antara areal pertanian; yang bisa diairi antara lain, Karang Ide I, Karang Ide II, Bilebante, Tapon Timur, Tapon Barat, Jenggala, Karang Baru dan Karang Kubu.

Wilayah Bilebante tercatat seluas 2,78 km persegi. Dengan 221 hektare areal persawahan, dan luas kebun mencapai 85 hektare memiliki potensi besar menarik minat wisatawan, terutama wisatawan mancanegara (wisman). Terlebih lokasi hanya berjarak 16 km dari Kota Mataram atau hanya menempuh 45 menit perjalanan darat dari Ibu Kota Provinsi NTB tersebut.
Kata Bilebante merupakan sebeuah istilah atau singkatan dari 2 (dua) kata yaitu “Bile”yang berarti Buah Maja (bahasa Indonesia) sedangkan “Bante” yang berarti semak belukar (bahasa sasak) jadi Bilebante berarti Pohon bile yang ditumbuhi atau dililit oleh semak belukar sampai mati dan akhirnya terbentuklah nama desa bilebante.
Jika anda berkunjung ke Desa Bilebante anda dapat menikmati keindahan wisata dengan bersepeda. Udaranya yang segar dan tumbuhan hijau yang mengapit sepanjang jalan beraspal, akan membuat anda untuk selalu rindu bersepeda disana lagi.