Thomas Setia Tekuni Kerajinan Tangan Berbahan Alami

Terus Berkarya.

Pameran terbesar yang pernah diikuti Thomas yakni saat peringatan Hari Koperasi Nasional ke 67 Tahun 2015 di Kupang, di mana semua barang jualannya ludes terjual hanya dalam waktu 2 hari saja.

Sebenarnya lelaki 38 tahun ini mau membawa banyak barang kerajinan namun tidak memiliki uang untuk bayar bagasi pesawat sebab pemerintah tidak menangung biayanya.Saat pameran semua suvenir miliknya diborong semua sebab pembelinya ingin menjual lagi di galeri mereka.

“Saya jadi malu karena hari ketiga galeri kami sudah tidak ada barang. Kalau ada modal saya ingin ikut pameran di luar daerah biar produk saya bisa lebih dikenal masyarakat,” harapnya.

Walapun pemerintah tidak membantu dana Thomas berkomitmen tetap bekerja menghasilkan aneka kerajinan tangan sebab itu sudah menjadi hobinya. Barang-barang kerajinannya juga sering dipinjamkan ke Dinas Perindustrian Sikka untuk dipakai saat pameran kerajinan tangan.

Dulu dirinya sering diajak pemerintah mengikuti pameran saat ada kegiatan di Maumere. Produknya memang banyak diminati pembeli sehingga dirinya berkeinginan memiliki sebuah galeri sendiri dengan sebuah kafe yang nantinya akan dibuat mobil dari kayu sebagai tempat duduk untuk makan.

“Saya juga merencanakan membuat rumah adat dan rumah rakit dari bambu. Lokasinya tempat usaha tersebut sudah ada di pinggir pantai cuma pemilik tanahnya belum bersedia lahannya disewa,” tuturnya.

Untuk gantungan kunci Thomas menjualnya seharga 3 ribu rupiah dan kerajinan tangan ini paling laris dibeli sebagai suvenir untuk pesta pernikahan.Untuk kalung dijual Rp25 ribu sementara anting berkisar antara Rp15 ribu dan Rp20 ribu

Lihat juga...