BLANGPIDIE – Sejumlah petani di Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya), Provinsi Aceh mengaku resah, akibat terjadinya kelangkaan pupuk bersubsidi jenis phonska 15-15 untuk musim tanam padi (MT) rendengan 2017-2018.
Ketua Kelompok Tani Pusu Cut, Desa Ie Lhob, Kecamatan Tangan-Tangan, Arjuna di Blangpidie, Rabu mengaku, sangat kesulitan untuk mendapatkan pupuk bersubsisdi jenis phonska 15-15 di kabupatennya, jika pun ada harganya sangat mahal.
“Pupuk bersubsidi jenis phonska itu ada dijual di kios-kios pengencer, tapi harganya melambung tinggi di atas harga eceran tertinggi (HET), yakni mencapai Rp180 ribu hingga Rp200 ribu/sak, sehingga banyak petani terpaksa membelikan pupuk jenis urea,” ungkapnya.
Ia berkata, pemberian pupuk urea ataupun pupuk jenis ZA pada tanaman padi di areal persawahan tidak begitu sempurna jika tidak dibarengi dengan penggunaan pupuk jenis phonska.
“Dengan pupuk phonska tanaman padi itu bisa tumbuh subur, dan hasil produktivitasnya pun meningkat. Berbeda dengan pupuk urea. Tanaman padi tidak begitu sempurna bila tidak dibarengi dengan pupuk jenis phonska,” ungkapnya lagi.
Arjuna mengaku tidak pernah dapat membelikan pupuk jenis phonska yang harganya sudah disubsidi oleh pemerintah pada kios-kios pengencer.
Sebab, saat pupuk tiba, pedagang tidak menjualnya pada warga yang membutuhkan dengan alasan pupuk tersebut harus diberikan dulu pada orang-orang yang lebih duluan menyetor uang.
“Kelompok saya tidak pernah dapat bantuan, mulai dari pupuk bersubsidi tidak dapat hingga hands player bantuan tidak pernah diberikan. Yang ada hanya dikasih pedal thresel oleh Dinas Pertanian itupun tidak bisa kami pergunakan,” katanya.