Perkebunan Kelapa Beri Keuntungan Berlipat Warga Pematang Macan

Satu kali panen dengan jumlah 1000 butir kelapa muda atau 500 gandeng jenis merah dan hijau, petani bisa memperoleh uang sebesar Rp1.250.000 sekali panen.

“Sistem beli terputus biasanya kita lakukan kepada petani pemilik kelapa dengan jumlah kurang dari puluhan batang. Sementara kepada pemilik ratusan batang kelapa kita menanam saham dengan memberikan uang dimuka kepada petani,” ujar Mahmud.

Selain sebagai petani, Mahmud yang berbisnis jual beli kelapa muda. Dia mengaku dengan memanen kelapa muda, petani masih bisa memperoleh keuntungan menjual kelapa tua bahan bumbu dapur dan pembuatan kopra.

Kelapa muda yang bisa dipanen setengah bulan sekali dengan sistem pemilahan disebutnya memberi penghasilan Rp1 juta hingga Rp2 juta sementara kelapa dipanen dalam kondisi tua dengan harga pergandeng Rp3000 petani bisa memperoleh uang Rp600 ribu sekali panen.

Perolehan hasil berlipat dari tanaman perkebunan kelapa tersebut diakuinya belum termasuk hasil komoditas perkebunan lain di antaranya jenis cengkih, pisang dan komoditas lain yang ditanam dengan sistem tumpangsari.

Mahmud memastikan warga yang dominan bersuku Lampung dan Sunda tersebut menerapkan pola tanam multy purposes tree species (MPTS) pada lahan perkebunan sehingga memperoleh hasil maksimal dari berbagai jenis komoditas pertanian.

Masa panen kelapa muda yang berkelanjutan tanpa mengenal musim tersebut juga memberi keuntungan bagi buruh petik dan buruh angkut di wilayah tersebut.

Menurut Joni (30), buruh petik kelapa meski dengan tingkat kesulitan memetik kelapa muda ia dibayar Rp500 per butir karena proses pemanenan kelapa muda harus dipanjat dan diturunkan menggunakan tali tambang agar kelapa tetap dalam kondisi dalam janjangan.

Lihat juga...