Pelestarian Mangrove Benteng Alam Perkampungan Nelayan Lamsel

LAMPUNG — Masyarakat di sepanjang pesisir pantai Dusun Pegantungan, Dusun Way Baru, Dusun Sukarame hingga Dusun Penobakan tinggal di sepanjang pesisir pantai menghadap Selat Sunda. Sebagai masyarakat yang berdiam di pesisir mempunyai resiko diterjang abrasi.

Hal ini diakui Hendra (40), salah satu warga Dusun Sukarame sangat terasa seiring dengan perburuan tanaman tepi pantai di antaranya Setigi serta tanaman lain. Imbasnya pada 2001 sejumlah rumah di tepi pantai diterjang ganasnya gelombang akibat vegetasi pantai rusak oleh tangan manusia.

Kondisi kerusakan bibir pantai yang rusak akibat faktor alam tidak saja merugikan lingkungan, namun dari segi ekonomis warga mulai susah mencari ikan yang berhabitat di pesisir.

Sebagai upaya menjaga lingkungan dan belajar dari kejadian bencana Tsunami Aceh pada 2004, warga ungkap Hendra mulai mempedulikan pelestarian tanaman bakau atau mangrove di wilayah tersebut.

“Sebagai langkah awal kami melakukan pengumpulan biji biji mangrove jenis api api yang selanjutnya ditancapkan di sepanjang bibir pantai berlumpur terutama di belakang rumah menghadap laut,” ujar Hendra kepada Cendana News berapa waktu lalu.

Salah satu tantangan pelestarian mangrove di wilayah tersebut datang dari kehadiran para pemodal yang mencetak areal pertambakan budidaya udang vaname.

Pembukaan tambak dengan menebang vegetasi hutan mangrove bahkan berimbas pada kerusakan bibir pantai sekaligus penggunaan zat kimia untuk mempercepat pemusnahan akar akar bakau lokasi tambak.

Berkat upaya pendekatan masyarakat dengan pemilik tambak, program konservasi rehabilitasi mangrove mulai dilakukan dengan penghijauan tanaman mangrove jalur selebar 20 meter dari tepi pantai dengan panjang puluhan kilometer.

Lihat juga...