Syakir menegaska,n produksi beras nasional saat ini masih dalam pendampingan dan pengawalan yang ketat dari Kementerian Pertanian. Pemerintah sudah mengeluarkan kebijakan yang mendukung sektor pertanian, di antaranya memberikan bantuan benih unggul, pupuk, perbaikan jaringan irigasi, alsintan hingga asuransi pertanian yang dapat memberikan jaminan kepastian usaha pada petani.
“Untuk mengamankan stok pangan nasional, TNI juga dilibatkan secara aktif dalam mengawal realisasi luas tambah tanam,” ucapnya.
Setelah panen raya di Kabupaten Malang, Balitbangtan Jatim melanjutkan safarinya ke Desa Jatiengah, Kecamatan Selopuro, Kabupaten Blitar. Penanaman padi yang dipanen itu melibatkan kelompok tani Barokah. Luas panen 20 hektare dari total hamparan lahan seluas 120 hektare dengan tanaman padi varietas Ciherang dan Malindo. Harga gabah kering panen Rp5.200 per kg.
Upsus dan panen raya padi ditutup di Kabupaten Ponorogo melibatkan kelompok tani “Tani Makmur” di Desa Paringan, Kecamatan Jenangan. Kabupaten Ponorogo telah berhasil melampaui target luas tambah tanam (LTT) dari sekitar 72.000 hektare yang dicapai 78.000 hektare dari tujuh kecamatan yang ada di wilayah itu.
“Produksi beras kami saat ini sekitar 500.000 ton, sedangkan untuk konsumsi masyarakat daerah ini hanya sekitar 196.000-200.000 ton. Jadi Ponorogo masih surplus beras sekitar 300.000 ton,” kata Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Ponorogo Heriyanto.
Surplus beras di Ponorogo, katanya, tidak lepas dari dukungan TNI dalam pengawalan Upsus serta Kementerian Pertanian yang telah memberikan berbagai sarana dan prasaran pertanian. Ponorogo telah mendapat kucuran dana sebesar Rp27 miliar yang dialokasikan untuk pengadaan pupuk organik cair yang berdampak pada peningkatan produksi antara 0,7 ton hingga 1,4 ton per hektare.