Panen Raya Padi, Amankan Stok Nasional

MALANG – Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jatim Badan Litbang Pertanian Kementerian Pertanian melakukan safari upaya khusus padi melalui panen raya di sejumlah wilayah di Jawa Timur, seperti di Kabupaten Malang, Tulungagung, Blitar dan Ponorogo.

“Safari panen padi ini menjadi bukti bahwa panen masih berlangsung di berbagai wilayah lumbung padi di Jatim. Panen tersebut sebagai salah satu upaya menambah dan mengamankan stok pangan nasional,” kata Kepala Seksi Kerja Sama dan Pelayanan Pengkajian BPTP Jatim Rika Asnita di Malang, Jawa Timur, Selasa.

Menurut dia, dengan panen raya bersama tersebut, membuktikan bahwa kontinuitas produksi gabah tetap ada sepanjang tahun dan stok beras terus mengalir. Panen ini menunjukkan bahwa stok gabah dan beras di tingkat petani masih ada dan mencukupi.

Sementara itu, Kepala Balitbangtan Kementerian Pertanian M Syakir menerangkan Kementerian Pertanian melalui upaya khusus (Upsus) telah berupaya mendampingi petani dengan berbagai kebijakan antara lain bantuan benih varietas unggul baru (VUB), perbaikan jaringan irigasi tersier untuk lahan seluas tiga juta hektare.

Menurut Syakir, ketersediaan air merupakan faktor utama peningkatan Indeks Pertanaman (IP) padi. Dari hasil evaluasi, katanya, produktivitas panen padi juga baik rata-rata 7,5 ton per hektare. “Bahkan, di Desa Curungrejo, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, padi yang ditanam varietas Ciherang mampu menghasilkan 7-8 ton per hektare,” ujarnya.

Tanaman padi Curungrejo, Kepanjen, Kabupaten Malang melibatkan kelompok tani Mekarsari 1. Luas sawah di desa itu mencapai 175 hektare, sedangkan luas yang dipanen 48 hektare. Produktivitas padi varietas Ciherang, Inpari 12 dan Logawa yang ditanam mencapai 7-8 ton hektare. Dan, harga gabah kering panen di tingkat petani setempat mencapai Rp5.000-Rp5.500 per kg.

Lihat juga...