Proses penambalan disebutnya sudah disediakan dengan aspal hotmix yang dipersiapkan dengan sebuah kendaraan truk besar sehingga aspal bisa diaplikasikan secara cepat.
“Komposisi aspal serta material batu halus sudah disiapkan dan saat diratakan menggunakan alat khusus selanjutnya bisa dilalui kendaraan yang melintas tanpa mengganggu arus kendaraan,” tutur Suharjo.
Kepada masyarakat ia juga berpesan untuk segera melaporkan kepada pihak P2JN jika mendapati kerusakan pada sejumlah ruas agar perbaikan bisa segera dilakukan.
Pasca pengoperasian Jalan Tol Trans Sumatera segmen Pelabuhan Bakauheni Simpang Susun Bakauheni Suharjo menyebut tingkat kerusakan jalan di wilayah tersebut semakin berkurang. Selain karena masih digratiskan sebagian kendaraan ekspedisi bertonase melebihi kapasitas banyak memilih melalui JTTS.
Setelah akses JTTS ruas Bakauheni-Terbanggibesar tersambung seluruhnya ia menyebut akan ada pengurangan tingkat kerusakan akibat kendaraan kendaraan melintas melalui Jalan Lintas Sumatera beralih mempergunakan jalan bebas hambatan.
Perbaikan jalan lintas Sumatera yang terakhir dilakukan pada akhir Desember 2017 tersebut kerap terjadi di beberapa bagian jalan dan segera diperbaiki pada bagian yang bergelombang dan berlubang.
Hasan, salah satu warga Desa Banjarmasin menyebut perbaikan jalan secara tambal sulam diakuinya masih belum efektif karena kerusakan masih berpotensi terjadi.
Selain penggunaan material aspal dengan kualitas yang buruk terlihat di beberapa titik penambalan, mulai mengelupas dalam jangka waktu tidak lebih dari satu bulan.
“Sebaiknya pada beberapa ruas memang harus dibuat mempergunakan rigid beton agar kuat dan tidak tambal sulam,” beber Hasan.