Demi Hubungan Jangka Panjang, Presiden Soeharto Tolak Bantuan Belanda

Untuk menghormati kunjungan PM dan Nyonya van Lubbers, Presiden Soeharto dan Ibu Tien Soeharto menyelenggarakan jamuan makan kenegaraan di Istana Negara. Dalam kata sambutannya, Kepala Negara antara lain mengatakan bahwa peluang dan kemampuan bangsa-bangsa di dunia untuk mengejar pertumbuhan ekonomi tidak sama.

Negara-negara yang tengah membangun telah mengerahkan segala kemauan dan kemampuannya untuk memajukan dirinya, membuat sejahtera kehidupannya, sekaligus mencoba mengejar ketinggalannya dari negara-negara industri maju.

Namun ada sejumlah faktor yang saling menjalin yang mengakibatkan ketimpangan antara negara industri maju dengan negara yang sedang membangun, bukannya menyempit melainkan tambah lebar. Inilah gambaran umum keadaan dunia kita sekarang, demikian ditandaskan Presiden, yang jika tidak segera diatasi secara global akan membuat dunia kita terasa resah.

Kemudian, pada akhir kunjungannya, 3 November 1988, Presiden Soeharto dan Ibu Tin Soeharto menerima kunjungan perpisahan Perdana Menteri dan Nyonya van Lubbers di Istana Merdeka, Jakarta.

Kunjungan perpisahan itu berlangsung lebih kurang selama satu jam, dan ini berarti lebih lama daripada yang biasanya dilakukan. Setelah itu, Presiden dan Ibu Soeharto melepas keberangkatan kedua tamu mereka di anak tangga Istana Merdeka.

Presiden Soeharto menerima kunjungan tamu luar negeri. Foto: Istimewa/Jejak Langkah Pak Harto
Lihat juga...