BOJONEGORO — Badan Penanggulangan Bencana Daerah Bojonegoro, Jawa Timur, mewaspadai sejumlah lokasi di tebing Bengawan Solo yang rawan longsor, selain tanggul kritis selama musim hujan.
“Ada sejumlah tebing yang rawan longsor apabila terjadi banjir luapan Bengawan Solo,” kata Kepala BPBD Bojonegoro Andik Sudjarwo, di Bojonegoro, Rabu (3/1).
Ia menyebutkan tebing Bengawan Solo yang rawan longsor, antara lain, di sejumlah lokasi di Kecamatan Padangan, Malo, Trucuk, juga di Desa Sarirejo, Kecamatan Balen. Tebing Bengawan Solo yang rawan longsor itu mengancam permukiman warga yang lokasinya tidak jauh dari tebing.
“Sebagian warga seperti di Kecamatan Trucuk bersedia dipindahkan, tetapi sebagian lainnya tetap bertahan di lokasi rumah yang rawan longsor,” ucap dia menambahkan.
Selain itu, lanjut dia, BPBD juga mewaspadai tanggul Bengawan Solo di Desa Kanor, Kecamatan Kanor, yang kritis karena sempat longsor, tetapi sudah diperbaiki Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo di Solo, Jawa Tengah.
Tanggul di desa setempat longsor sepanjang 60 meter dengan kedalaman sekitar 5 meter, diperbaiki semi permanen dengan memperhitungkan masuk musim banjir.
“Perbaikan memang belum permanen, tetapi kemungkinan mampu mengamankan luapan Bengawan Solo kalau sewaktu-waktu air Bengawan Solo meninggi,” ujarnya.
Ia memperkirakan ancaman banjir luapan Bengawan Solo, juga banjir bandang di daerahnya akan terjadi selama Januari-Februari. Sesuai prakiraan Badan Meteologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), bahwa curah hujan di daerahnya juga daerah lainnya tinggi selama dua bulan itu.
“BPBD sudah menyediakan berbagai kebutuhan dalam menghadapi datangnya banjir luapan Bengawan Solo, baik banjir besar mapun banjir biasa,” ucapnya menegaskan.