Ujian Garis Tangan Kepemimpinan Airlangga Hartarto

Hal tersebut dirasa penting karena Partai Golkar merupakan partai yang memiliki esensi pembangunan pada kiprahnya, atas hal tersebut Partai Golkar haruslah bermitra secara strategis dengan pemerintah yang sedang berkuasa guna merumuskan pembangunan Indonesia secara kolektif. Disamping hal tersebut, kedekatan dengan penguasa juga dimaksudkan untuk menjaga stabilitas politik internal Partai Golkar, Golkar tidak terlalu berbakat menjadi oposisi dari rezim yang sedang berkuasa.

Namun segala syarat yang melekat dan dijadikan kutub positif pada diri Airlangga tidak begitu saja dengan mulus dapat membawa Partai Golkar meraih tren positif apalagi kemenangan pada Pilkada dan Pemilu 2019.

Mengenai 2 hal terakhir, Pilkada dan Pemilu 2019, tampaknya pekerjaan rumah Airlangga tak mudah. Dirinya harus mampu mengangkat citra Partai Golkar kembali sebagai partai yang bersih dan berintegritas sesuai dengan jargon yang diusung olehnya. Hal tersebut menjadi syarat wajib jika ingin mendapatkan kembali simpati dan kepercayaan publik, apapun resikonya. Airlangga harus mampu merumuskan kebijakan strategis dan populis secara bersamaan.

Selain itu, menjelang tahun politik pada 2017, 2018 dan 2019, rekomendasi untuk Pilkada 2017 ini juga penting. Partai Golkar mau tidak mau harus mendapatkan kemenangan dominan pada Pilkada 2017 jika ingin menghitung kemenangan pada Pemilu 2019. Apalagi jika mengingat beberapa daerah yang akan menggelar Pilkada 2017 merupakan daerah strategis dengan suara dominan jika dibanding daerah lain.

Tercatat ada 5 provinsi besar yang akan menggelar hajat memilih pemimpin, yakni, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Selatan dan Sumatera Utara. Ke-5 provinsi tersebut entah bagaimana strategi yang akan diterapkan harus mampu menghasilkan kemenangan bagi Partai Golkar.

Lihat juga...