Serunai, Alat Musik Tradisional Minang
“Melalui hal yang demikianlah yang saya lihat generasi-generasi seniman itu hadir. Tapi, hal semacan itu perlu juga dibeking oleh seniman-seniman saat ini yang tergolong sudah tua, agar pengetahuan seputar seni juga bisa didapat di luar pendidikan formal,” ucapnya.
Mak Etek, juga tidak menapik bahwa ada anak-anak di daerah Sumbar yang bisa memainkan alat musik tradisional seperti serunai secara otodidak. Belajar dari melihat orang-orang yang bermain serunai, perlahan-lahan meniup serunai dan memainkan nada-nadanya, hingga akhirnya bisa memainkan musik serunai.
Namun, untuk yang otodidak tidak bisa didata pasti, dan kemungkinan besar, mereka hanya ada sebagian kecilnya saja. “Saya juga berharap kepada pemerintah untuk turut membantu dan mendorong, supaya generasi di Minangkabau ini, turut mewarisi keahlian bermain musik tradisional, sehingga musik-musik yang bernada tradisional yang khas itu terus terdengar,” harapnya.
Terkait alat musik serunai ini, mungkin ada orang yang melihat berbeda dari segi bentuknya. Hal ini juga diakui Mak Etek, soal pembuatan serunai terdapat variasi di berbagai daerah. Bahkan ada jenis serunai yang pengaturan nadanya dilakukan dengan cara menutup dan membuka permukaan bagian corong, dan ada yang dilubangi di bagian batang serunainya.
Perbedaan variasi serunai di Minang itu, dipengaruhi oleh kondisi geografisnya. Seperti di daerah yang memiliki lahan sawah yang luas, maka puput serunainya akan banyak menggunakan bahan dari batang padi. Sementara bagi daerah yang memiliki banyak ternak, alat musik serunai banyak terbuat dari tanduk kerbau, dan begitu juga soal serunai yang terbuat dari bambu, yang turut dipengaruhi oleh tempat tinggalnya.