Puskesmas di Balikpapan Miliki Deteksi Virus DBD

BALIKPAPAN – Guna mempercepat pendeteksian terhadap virus Demam Berdarah Dengue (DBD), sejumlah puskesmas di Kota Balikpapan telah memiliki alat pemeriksa yang dapat mengidentifikasi virus DBD. Meski telah memiliki alat pemeriksa yang bisa mendeteksi, Dinas Kesehatan Kota Balikpapan (DKK) tetap mengajak masyarakat untuk menggalakkan bersih-bersih rutin dan melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN).

Kepala Dinas Kesehatan Kota Balikpapan, Balerina menuturkan, upaya penanggulangan DBD terus dilakukan DKK. Khususnya dalam menekan kasus terus dilakukan dengan faktor internal dan eksternal. Hal itu dilakukan untuk mencegah ataupun menekan angka kematian penderita DBD.

“Tanggung jawab tidak hanya pada DKK tapi ada OPD lain termasuk lurah dan camat karena basisnya lingkungan. Sosialisasi ke masyarakat juga diperlukan camat dan lurah,” ungkapnya Jumat (24/11/2017).

Untuk diketahui, memasuki pekan ke empat pada bulan November tidak ada penambahan angka kematian akibat virus demam berdarah dengue (DBD) di Kota Balikpapan. Pada minggu ke 45 tahun 2017, jumlah kasus DBD mencapai 907 kasus dengan korban meninggal ada 2 orang.

“Dua korban meninggal terjadi pada Februari di kawasan Gunung Bahagia dan Juni di Muara Rapak. Tahun 2016 lalu ada 4.113 kasus DBD dengan jumlah kematian 26 orang. Jumlah kasus dan kematian tahun ini turun apabila dibandingkan tahun 2016,” paparnya.

Menurutnya, alat pengidentifikasi virus DBD itu memang tak sepenuhnya 100% akurat, namun jika positif maka berarti benar ada virus pada darah pasien.

Dikatakannya, secara internal dalam penanggulangan DBD yaitu dengan melakukan monitoring dan inovasi seperti kelambu air, pemakaian ikan, dan pemberian abate. Di tingkat puskesmas juga terdapat alur pelayanan. “Kalau anak panas maka dianggap DBD, yang jelas penanganan pertama diperlakukan seperti penderita DBD,” tukas Balerina.

Lihat juga...