ALMA ATA – Keluarga Sayfullo Saipov (29) tersangka aksi terror menabrak pejalan kaki dengan truk sewaan di New York diyakini terkena cuci otak. Tindakan terror yang dilakukan diakui menjadi tanggungjawab IS karena pelaku adalah seorang tentara khalifah.
Adik Saipov, Umida Saipova berharap Saipov diberi lebih banyak waktu dan pengadilan adil. Dengan kondisi cuci otak yang dialami, keluarga berharap Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk memastikan Saipov mendapatkan proses peradilan yang adil.
“Kami tidak tahu siapa yang telah mencuci otaknya. Mungkin dia menjadi bagian dari kelompok yang terorganisir. Saya tidak tahu, sejujurnya, berapa lama waktu yang dibutuhkan kepalanya untuk menyingkirkan racun itu, tapi saya yakin dia akan sadar, InsyaAllah,” kata Saipova, Sabtu (4/11/2017).
Saipova menyebut, Dirinya sempat berbicara dengan saudara laki-lakinya tersebut sehari sebelum terjadinya aksi serangan yang disebut sebagai teror paling mematikan di New York tersebut. Dalam perbincangan yang dilakukan, tidak ada gejala yang janggal dari Saipov. “Suasana hatinya sedang dalam keadaan baik. Itu perbincangan biasa dan menyenangkan,” katanya.
Ibu Saipov, Mukaddas mengatakan, bahwa Dia terakhir kali melihat anaknya pada Agustus lalu saat Dia berkunjung ke Amerika Serikat. Menurutnya, serangan tersebut merupakan kejutan yang tidak pernah diperkirakan oleh keluarga tersebut. Karena keterkejutan tersebut Mukaddas hingga kini masih harus dirawat di rumah sakit semenjak terjadinya aksi penabrakan tersebut.
Mukaddas mengatakan Sayfullo berkata kepadanya pada Agustus bahwa dia merindukan Tashkent. “Dia ingin membawanya pulang, tapi tidak bisa karena anak bungsunya baru berusia 20 hari,” katanya.