Asosiasi e-Commerce Dorong UMKM Gunakan Media Digital

Bima menjelaskan dari enam kota yang pernah dilakukan workshop atau kenduri e-UKM idEA diketahui transaksi informal mencapai 60-70 persen, sedangkan 30 persen menggunakan platform e-commerce.
“Dengan diselenggarakannya kenduri setiap kota yang kami datangi benar-benar memanfaatkan platform. Kita nggak melarang berjualan di media sosial tapi mereka harus mengembangkan di market place, dan website sendiri. Murah kok nggak mahal, punya domain. Mahal itu karena kan sebelumnya belum mengetahui,” pungkasnya.
Kepala Dinas Koperasi, UMKM dan Perindustrian Kota Balikpapan, Doortje Marpaung mengungkapkan, dalam memasarkan produk melalui online ataupun website yang digunakan harus tetap menjaga kualitas dan kepercayaan pelanggan.
“Kualitas dicari pelanggan sehingga bisa meningkatkan kualitas produk dan kepercayaan pelanggan yang harus tetap dijaga,” paparnya.
Ia mencatat jumlah UMKM di Balikpapan mencapai 16 ribu lebih namun jumlah itu terdapat UMKM yang sudah tidak aktif sehingga diperlukan pendataan yang lebih lengkap lagi.
“Data yang kita miliki jumlah UMKM sebanyak 16 ribu tapi itu ada yang aktif dan ada yang tidak. Saya juga belum memiliki data UMKM yang sudah menggunakan pemasaran online atau memiliki domain sendiri,” tandasnya
Kendati demikian pada kesempatan kenduri E-UKM yang diselenggarakan idEA ini pihaknya berharap dapat bermanfaat bagi UMKM dalam memasarkan produk melalui media digital.
“Edukasi yang sangat bermanfaat, UMKM Balikpapan bisa memanfaatkan karena saat ini era sudah digital. Persaingan sudah begitu ketat, sehingga harus lebih kreatif dalam memasarkan produk,” tutupnya.