Pemuda: Zaman Modern, Harus Kreatif

LAMPUNG – Tangan-tangan cekatan dan terampil mulai membuat pola dalam lembaran kertas karton berwarna coklat, sebagian menyiapkan bambu kuning sebagai tambahan alat dalam proses pembuatan karya seni tradisional sekaligus multifungsi bernama wayang.

Paulus (23), merupakan warga Desa Klaten serta Dedek (24) dan Krisbiantoro (30), pemuda Desa Pasuruan, tengah berkolaborasi menciptakan kreasi seni wayang dengan tokoh punokawan, di antaranya Gareng, Petruk, Semar dan Bagong.

Paulus, pemuda Penengahan menciptakan kreasi tokoh wayang Punokawan untuk perlengkapan drama. [Foto: Henk Widi]
Paulus saat ditemui tengah menyelesaikan tokoh pewayangan Gareng mengaku sengaja membuat tokoh punokawan untuk ditampilkan dalam kegiatan drama dan kesenian kontemporer dipadukan dengan seni modern dalam pertemuan orang muda Katolik di SMA Xaverius Pahoman Bandarlampung pada Sabtu (28/10) malam ini.

Penciptaan karakter punokawan sebagai alat peraga dalam drama terkait peranan pemuda zaman modern, di antaranya pengaruh zaman canggih dengan gawai, internet serta sebutan ‘Kids Zaman Now’ untuk anak-anak zaman sekarang akan dikisahkan dalam drama menggunakan properti wayang lengkap dengan gunungan.

Paulus menyebut, sebagai pemuda dengan semangat ikrar Sumpah Pemuda 1928, sudah terlihat luntur dan bahkan sumber perpecahan kerap ada karena media sosial, jejaring sosial dengan meninggalkan nilai-nilai luhur kearifan tradisional, salah satunya wayang.

“Kesadaran untuk kembali mencintai budaya serta nilai luhur bangsa serta keinginan para pemuda seluruh suku di Indonesia untuk tetap bersatu, memang sudah ada sejak dahulu. Namun, sekarang hanya karena berbeda pendapat kerap bersinggungan”, terang Paulus, di rumahnya, Sabtu (28/10/2017).

Lihat juga...