Pembudidaya Lele Keluhkan Cuaca Panas

PONOROGO – Meski sudah memasuki musim penghujan, pembudidaya lele dan gurami, Herma Nur Cahyo mengeluhkan cuaca panas. Pasalnya, saat pagi hingga sore hari matahari terus terik. Hanya saat malam hari saja terkadang diguyur hujan.

“Kalau kondisinya terlalu panas, risiko lele terkena penyakit cacar, ada bintik-bintik merah. Sedangkan gurami seperti luka di sisiknya,” jelasnya saat ditemui Cendana News, Senin (2/10/2017).

Ia pun mengambil inisiatif menguras kolam untuk mengganti air dengan yang baru namun hanya separuh dari tinggi kolam. Dan diberi obat cacar yang biasa dibeli di toko pakan ikan. “Di pinggir kolam juga ditanami pohon, supaya sejuk,” tuturnya.

Asal tiap kali ada penyakit yang berkembang di kolam cepat diketahui, pemilik kolam harus segera bertindak. “Agar ikan yang mati bisa diminimalisir,” katanya.

Padahal disini untuk satu kolam ada 1000 ekor gurami dan 5000 ekor lele. Tiap jenis ikan, kolamnya tersendiri tidak bisa dicampur. “Untuk satu kilogram gurami dijual Rp23 ribu sedangkan lele dijual Rp14,5 ribu per kilogramnya,” cakapnya.

Disini Herma tidak sendiri, ia tergabung ke dalam kelompok pembudidaya ikan. Ada sekitar 40 orang anggota dengan jumlah 70 kolam. “Dari semuanya sekitar 70% gurami dan 30% lele,” ujarnya.

Herma yang juga menjabat sebagai sekretaris kelompok pembudidaya ikan ini menambahkan untuk memanen lele dibutuhkan waktu tiga bulan sedangkan gurami membutuhkan waktu satu tahun. Sedangkan pakan yang digunakan adalah pelet. “Semua ikan, baik lele dan gurami pakannya pelet,” tukasnya.

Pembudidaya ikan biasanya memanen lele saat menjelang hari raya, karena harganya selalu bagus. Namun untuk ikan gurame harganya tergantung harga pasar.

Lihat juga...