Meski Surplus, DIY Sosialisasikan Pangan Pengganti Beras

KULONPROGO – Realisasi capaian produksi padi di Daerah Istimewa Yogyakarta baru tercapai 90 persen dari target 920.000 ton di akhir September 2017.

Kepala Dinas Pertanian DIY, Sasongko, mengatakan, beberapa wilayah di akhir September memasuki masa tanam. Diharapkan panen di akhir Desember atau awal 2018. “Kalau panen di akhir Desember, kami optimistis target 920.000 ton akan teralisasi. Kalau panen awal 2018, masuk ke realisasi produksi 2018,” katanya, di Kulonprogo, Sabtu (21/10/2017).

Ia mengatakan, produksi padi di DIY mengalami surplus sekitar 600.000 ton. Kebutuhan beras konsumsi di DIY sebesar 300.000 ton per tahun, sedangkan produksi 920.000 ton. “Di DIY, produksinya sangat mencukupi, bahkan surplus,” katanya.

Sasongko mengatakan, pihaknya menggalakkan pangan lokal pengganti beras sehingga konsumsi beras dapat ditekan. Pangan lokal, mulai dari gembili, ketela, ubi, kimpul, dan ketela rambat. “Meski DIY mengalami surplus beras, tetap menggalakkan pangan lokal,” katanya.

Sekretaris Dinas Pertanian dan Pangan Kulon Progo, Maman Sugiri, mengatakan, bahwa pihaknya juga menggalakkan konsumsi pangan lokal sebagai pengganti beras. Pangan lokal yang sudah dikenal masyarakat, khususnya di Kulon Progo, di antaranya gudeg, geblek, growol, dan makanan khas lainnya.

Menu tersebut harus tetap dilestarikan. Namun, perlu dikembangkan dengan memanfaatkan pangan sumber karbohidrat selain beras dan terigu dengan tetap memperhatikan prinsip beragam, bergizi seimbang, dan aman.

Melalui lomba tersebut, dia berharap masyarakat dapat berkreasi untuk menciptakan ata memodifikasi resep dari aneka makanan khas daerah yang beragam, bergizi seimbang, dan aman, serta menyajikannya dalam susunan menu keluarganya sehari-hari.

Lihat juga...