Menteri Susi: PDB Perikanan Indonesia Tertinggi se-Asia Tenggara
Pada 2012, PDB perikanan Indonesia adalah Rp184,25 triliun rupiah dan berkontribusi sebesar 2,14 persen terhadap PDB nasional. Pada 2013 kontribusinya meningkat menjadi 2,21 persen terhadap PDB nasional. Angka ini terus meningkat di 2014 dengan nilai sebesar Rp247,09 triliun atau berkontribusi sebesar 2,34 persen terhadap PDB nasional.
Sedangkan pada 2015, sektor perikanan menyumbang PDB sebesar Rp288,92 triliun dengan kontribusi 2,51 persen dan 2016 sebesar Rp317,09 triliun rupiah dengan kontribusi sebesar 2,56 persen.
Peningkatan produksi perikanan Indonesia, tidak terlepas dari kebijakannya pemberantasan illegal fishing, moratorium kapal ikan eks asing dan larangan bongkar muat kapal di tengah laut, hingga penegakan hukum melalui penenggelaman kapal yang dilakukan Indonesia.
Stok ikan Indonesia juga naik dari 6,5 juta ton menjadi 12,6 juta ton serta Nilai Tukar Nelayan (NTN) yang menjadi salah satu indikator kesejahteraan naik dari 104 menjadi 110.
“Usaha perikanan tangkap juga kian menguntungkan lantaran Nilai Tukar Usaha Perikanan (NTUP) juga naik dari 102 menjadi 120,” kata Menteri Susi.
Kendati telah mengalami berbagai kemajuan, tetapi Menteri Susi tidak menampik jika masih ada petugas dan bawahannya yang bertindak “nakal” di lapangan. “Masih banyak petugas yang nakal di lapangan, contohnya nelayan Filipina bisa masuk dan bekerja di Ambon dengan menggunakan kartu tanda penduduk (KTP) Bitung. Seperti ini kalau bukan oknum aparat lalu siapa yang main?” ujarnya.
Dia menambahkan, ketegasan memberantas ilegal fishing di lapangan, juga terkadang tertumbuk dengan kenyataan, bahwa di level bawah masih banyak aparat yang nakal, di samping kebijakan pimpinan daerah yang bertolak belakang dengan berbagai upaya pemberantasan yang dilakukan.