Jaga Lingkungan, Warga Way Batokh Lestarikan Kearifan Lokal Leluhur

Yusri,warga Desa Gedong Harta dengan sumber air Way Batokh/Kali Batur yang dipertahankan sebagai kebutuhan air bersih dan pertanian /Foto: Henk Widi.

Kearifan lokal dalam memandang sumber air Way Betokh memiliki khasiat tersebut diakui Yusri pun berkaitan erat dengan sumber air Sumur Tiban atau Sumur Kuasa yang ada di Dusun Sideder Desa Banjarmasin dan Sendangsari Desa Pasuruan. Keduanya mempunyai kesamaan menjadi sumber air selama ratusan tahun bagi masyarakat di sekitarnya dan memiliki khasiat penyembuhan.

Selain dijaga,dibersihkan pada saat saat tertentu proses perawatan Way Betokh dengan beberapa makam keramat di dekat sumber air tersebut bahkan kerap digunakan masyarakat dari berbagai wilayah terutama pada bulan Suro saat ini menjadi sarana untuk berdoa dengan segala keinginan.

“Kepercayaan sebagian orang tersebut ikut menjadikan Way Batokh menjadi sebuah mata air kaya manfaat termasuk kebutuhan bagi air bersih dan pengairan lahan pertanian,” papar Yusri.

Beberapa pohon di kaki Gunung Rajabasa yang masih dipertahankan diakui Yusri sekaligus ikut menjaga kelestarian sumber mata air dan lingkungan yang bersih membuat air yang dialirkan tak pernah kotor hingga menuju ke lahan pertanian.

Kearifan lokal berkaitan dengan kepercayaan menjaga lingkungan di dekat Way Batokh juga ditandai dengan keberadaan jalan menanjak yang dikenal dengan “Suppah Sekhatus” (Sumpah Seratus) di mana kawasan tersebut selama ratusan tahun hingga kini ditinggali tidak bisa lebih dari 100 kepala keluarga.

“Terlepas benar atau tidak namun selalu begitu jika ada yang lebih dari seratus kepala keluarga maka pasti ada yang pindah dan ini sekaligus ikut menjaga tidak padatnya lingkungan di sini sehingga tidak kumuh,” tutur Yusri.

Lihat juga...