KUPANG — Sekretaris Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Nusa Tenggara Timur Wahid Wham Nurdin mengatakan para nelayan di provinsi itu hingga saat ini belum menggunakan bahan bakar gas (BBG).
“Sepengetahuan kami kapal-kapal nelayan di NTT belum ada yang menggunakan bahan bakar gas,” kata Wham Nurdin yang juga nelayan yang bermangkal di TPI Tenau itu saat dihubungi di Kupang, Selasa (10/10).
Ia mengatakan hak itu menanggapi rencana Pertamina pusat menyiapkan pangkalan khusus LPG 3 kilogram di setiap daerah sentra nelayan untuk memastikan kebutuhan nelayan yang sudah beralih menggunakan BBG tidak akan kesulitan mendapatkan gas.
Direktur Pemasaran Pertamina M Iskandar mengatakan upaya tersebut perlu dilakukan supaya terhindar dari oknum yang tidak bertanggung jawab seperti penimbunan gas yang mengakibatkan kelangkaan.
Wham Nurdin mengaku pihaknya menyambut baik tujuan pengadaan pangakalan khusus LPG yang direncanakan tersebut dengan tujuan mempermudah kebutuhan nelayan akan jangkauan bahan bakar.
Namun, menurutnya, jika pangakalan tersebut dibangun di sentra-sentra nelayan yang ada di provinsi berbasiskan kepulauan itu maka harus disesuaikan dengan kebutuhan nelayan setempat.
“Persoalannya nelayan kita di NTT belum ada yang menggunakan BBG, yang ada kapal-kapal nelayan masih memakai bensin atau solar, bantuan kapal yang disalurkan pemerintah juga bukan yang menggunakan gas” katanya.
Ia mengatakan, sejauh ini kebutuhan gas digunakan untuk peralatan memasak seperti kompor gas untuk kapal-kapal nelayan, sementara mesin-mesin utama maupun mesin pendamping untuk kapal belum belum terkonversi ke BBG Menurutnya, penggunaan BBG memungkinkan diberlakukan untuk para nelayan di provinsi “Selaksa Nusa” itu karena dinilai lebih hemat dan ramah lingkungan.