Dampak Kemarau, Pebisnis Sayuran di Lampung Alami Penurunan Pasokan
LAMPUNG—Musim kemarau yang melanda wilayah Lampung berimbas pada sektor pertanian khususnya pada penanam komoditas sayuran yang dijual untuk memenuhi kebutuhan pasar lokal dan pasar luar wilayah Lampung.
Yani,salah satu pemilik usaha jual beli hasil pertanian buah buahan dan sayuran di Dusun Karanganyar Desa Klaten Kecamatan Penengahan mulai mengalami dampak kemarau pada bisnis yang ia tekuni sejak beberapa tahun silam tersebut.
Pada awal tahun hingga akhir bulan Juli Yani mengungkapkan pasokan sayuran dan buah dari para petani di wilayah Lampung Selatan yang sebagian diambil dari Kabupaten Lampung Timur cukup lancar dengan rata rata pasokan buah semangka mencapai 1 ton per minggu, slipi atau jagung muda 2 ton per minggu serta tomat dan jenis sayuran lain di antaranya selada, kacang panjang dan terong mulai mengalami penurunan stok.
“Sejumlah petani mitra kita yang menyuplai berbagai jenis sayuran dan buah mulai mengalami penurunan hasil akibat dampak kemarau bahkan sebagian sama sekali tidak menanam sayuran akibat kebutuhan air tidak terpenuhi pada lahan pertanian,” terang Yani saat ditemui Cendana News tengah melakukan proses pengupasan slipi untuk dikirim ke pasar Cilegon Banten, Senin (18/9/2017)
Pasokan yang diperoleh Yani berupa slipi,terong,semangka dan tomat diakuinya justru diperoleh dari sejumlah petani yang tinggal di daerah aliran Sungai Way Sekampung dengan sistem pertanian menggunakan mesin pompa air sehingga tetap bisa bertani meski kondisi lahan pertanian kering.
Beberapa petani pemasok di wilayah Kecamatan Palas dan Kecamatan Sragi hingga Sidomulyo disebutnya terpaksa menghentikan suplai akibat tingginya biaya produksi dan tak sebandingnya harga jual sayuran.