Pakar Peternakan: Perlu Inovasi untuk Mengembangkan Sapi Bali

Maraknya penyelundupan sapi itu akibat kota-kota besar di Jawa, seperti Jakarta, Surabaya, dan Bandung membutuhkan daging sapi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengusulkan agar ke depan pemerintah provinsi setempat dapat membeli sapi betina milik masyarakat guna menekan kasus penyelundupan hewan ternak itu keluar Pulau Dewata.

Tindakan itu dinilai cukup efektif. Bibit sapi tersebut selanjutnya diberikan kepada petani dan peternak untuk dibesarkan dengan sistem pengawasan yang ketat sehingga tidak ada peluang bibit sapi itu dijual kembali.

Jika keuangan daerah memungkinkan, direncanakan jumlah sapi betina yang dibeli pemerintah itu menyesuaikan dengan jumlah sapi yang kira-kira diselundupkan setiap tahunnya.

“Jika setahun kira-kira jumlah sapi yang diselundupkan 1.000 ekor, dengan harga seekor sapi sekitar Rp7 juta, maka pemerintah akan mengalokasikan anggaran sebesar Rp7 miliar,” ujarnya.

Suasana inklusif Gede Sedana, pria kelahiran Singaraja, 54 tahun silam, yang banyak melakukan penelitian menyangkut pertanian dan peternakan di Bali itu, melihat peluang para petani akan dapat mengelola usaha ternak sapi bali jika pemerintah mampu menciptakan suasana inklusif dalam beragribsinis.

Penyediaan bibit sapi Bali yang memiliki kualitas bagus sangat diperlukan petani untuk dikembangkan sebagi pembibitan maupun penggemukan.

Kualitas bibit yang baik akan memberikan jaminan terhadap keefektifan pengelolaan sapi bali dari aspek kuantitas dan kualitas daging yang bermutu.

Untuk memperoleh bibit yang baik dibutuhkan teknologi yang bersumber dari para ahli yang didukung oleh industri pembibitan yang memadai.

Lihat juga...