KAZAKHSTAN — Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Organisasi Kerja sama Islam pertama tentang ilmu pengetahuan dan teknologi, Minggu (10/9/2017), menyepakati perlunya pengembangan iptek untuk menghadapi tantangan pembangunan khususnya di negara-negara Islam.
Hal tersebut tertuang dalam Deklarasi Astana yang menyebutkan bahwa negara-negara anggota OKI sepakat untuk mengupayakan kerja sama untuk pembangunan berkelanjutan dalam menghadapi tantangan di abad 21.
Presiden Kazakhstan Nursultan Nazarbayev dalam sambutannya selaku ketua penyelenggara KTT OKI bidang Iptek yang digelar di Astana, Kazakhstan, sebelumnya mengatakan berbagai tantangan yang dihadapi negara-negara Islam antara lain terorisme, kemiskinan citra negatif terhadap Islam, dan konflik-konflik lainnya.
Deklarasi Astana juga menyatakan bahwa negara-negara anggota berkomitmen untuk menjadikan sains dan teknologi sebagai tujuan untuk kembali maju seperti peradaban Islam di masa lalu.
Dalam deklarasi yang berisi 26 butir kesepakatan tersebut menyebutkan negara-negara OKI menyadari perlunya meningkatkan investasi dibidang ilmu pengetahuan dan teknologi serta inovasi dan pemanfaatannya adalah salah satu cara utama untuk mempercepat pembangunan ekonomi di negara-negara berkembang.
Negara-negara anggota juga bertekad mencapai tujuan Agenda 2026 melalui serangkaian inisiatif dan program yang terfokus dalam pendidikan, pengembangan keterampilan, ilmu pengetahuan dasar dan terapan, dan sains yang akan dilaksanakan melalui pemangku kepentingan multi-nasional dan multi-institusi di negara-negara anggota.
Juga kesepakatan untuk lebih memperkuat budaya pendidikan dan sains, terutama bagi generasi muda dan perempuan.