Lima Puluh Ton Minyak Tumpah di Laut Teluk Bayur tak Berbahaya

PADANG – Kejadian tumpahnya 50 ton crude palm oil (CPO) atau minyak sawit di laut Teluk Bayur, Padang, Sumatera Barat, pada kamis kemarin, diklaim tidak akan memberikan dampak pencemaran lingkungan.

Wakil Gubernur Sumbar Nasrul Abit yang turun langsung ke lokasi kejadian mengatakan, dari hasil pembicaraannya dengan pihak Kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Teluk Bayur, CPO yang tumpah itu tergolong masih aman, dan tidak akan membuat ancaman bagi dampak lingkungan.

“Jadi saat saya ke lokasi kejadian itu, CPO itu mengapung dengan bentuk menggumpal layaknya seperti mentega. Bahkan, CPO itu tidak mengendap, sehingga tidak akan membahayakan ikan ataupun dasar laut,” katanya, Jumat (29/9/2017).

Menurutnya, setelah kejadian itu pihak pabrik langsung melakukan penanganan. Bahkan hingga siang ini, Nasrul menyatakan sisa CPO yang mengapung hanya tinggal 10 ton lagi, sementara 20 ton telah berhasil diangkat kembali.

Sementara itu, Pelaksana Tugas Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sumbar, Siti Aisyah menjelaskan, saat ini DLH tengah melakukan pengecekan di lokasi kejadian. Namun, Aisyah memastikan bahwa CPO tersebut merupakan minyak nabati yang tidak termasuk B3 (Bahan berbahaya beracun).

“Yang terjadi di Teluk Bayur itu tidak berbahaya,” tegasnya.

Kendati demikian, ia menyatakan kalau sesuatu dibuang atau tertumpah pada media yang tidak sesuai peruntukannya, maka itu namanya mencemari. Misalnya kalau tanah dibuang ke tanah tidak apa-apa, tapi kalau tanah dibuang ke sumur atau sungai itu namanya mencemari.

Menurut Aisyah, dampaknya bisa saja terjadi, apabila CPO yang tumpah itu dalam jumlah besar dan terjadinya memakan waktu berhari-hari mengapung di permukaan laut, maka dengan keberadaan CPO itu, lapisan minyak akan menghalangi intrusi oksigen dan cahaya masuk ke laut.

Lihat juga...