Lestarikan Budaya, Komunitas Para Wayang Komedian Tampil di Sekolah

Ghozali menyebutkan setiap tampil para wayang komedian menggunakan kostum yang menarik dari beberapa daerah dan pernak-perniknya. Sedangkan naskah dari ide yang dibuatnya, dimana cerita tentang pewayangan.

“Setiap tampil skenarionya berbeda-beda agar penonton tidak bosan. Naskah ada tentang prajurit dan raksasa yang tak akur, lalu bagaimana cara jalurnya menyatukan dan juga ada pesan moralnya agar penonton juga tertarik dan bisa ikut dalam Komunitas,” paparnya.

Karena tujuan dari komunitas ini juga untuk mengedukasi masyarakat dengan media wayang. Harapannya bisa menghidupkan kembali budaya zaman dulu yang menyertakan pesan moral khususnya pada anak-anak, mengingat kini sudah era digital.

“Tampil ada wayangnya juga ada sisi komediannya agar menarik dan modern. Persoalan yang cukup mendesak adalah bagaimana supaya tradisi rakyat ini tidak punah. Bukan cuma keseniannya, namun meliputi tentang moral dan etik. Dari sekian pelajar yang ada untuk ikut ekstrakokurikuler kesenian daerah cukup sedikit,” ungkap pria kelahiran Balikpapan.

Ia mengaku kini anggota dari komunitas banyak dari pelajar beberapa sekolah di Balikpapan. Dan setiap tampil pelajar-pelajar juga dilibatkan.

“Cara nya agar mereka tertarik adalah misal ada yang suka musik, kemudian musik apa kita padukan dengan yang ada. Akhirnya mulai tertarik dan melihat setiap latihan dan tampil. Bertukar pikiran bersama teman di komunitas dan pelajar yang bergabung adalah proses proses belajar bersama-sama,” tambahnya.

Lihat juga...