Gas Elpiji Mahal, Saluran Pipa Biogas Rusak, Warga Kuwang Menjerit

YOGYAKARTA – Di tengah kondisi kelangkaan dan mahalnya harga gas elpiji 3 kilogram di berbagai daerah, sejumlah warga di Dusun Kuwang, Bakalan, Argomulyo, Cangkringan, Sleman, telah sejak lama memanfaatkan sumber energi alternatif biogas dari kotoran ternak. Memanfaatkan limbah kandang ternak yang ada di dusun mereka, warga pun mengolahnya menjadi biogas melalui pipa-pipa yang dialirkan ke rumah-rumah warga.

Sayangnya, kurangnya perawatan dan pemeliharaan, membuat saluran pipa biogas itu banyak mengalami kerusakan dan kebocoran. Hal itu mengakibatkan aliran biogas menjadi terhambat bahkan tak bisa digunakan oleh sebagian warga yang berada di kawasan Hunian Tetap (Huntap) Merapi itu.

Salah seorang warga, Haryanto, asal Susun Kuwang, Bakalan, Argomulyo, Cangkringan, Sleman, menyebut sudah mulai memanfaatkan energi biogas dari kotoran sapi sejak beberapa tahun silam. Ia menceritakan, awalnya, ada sedikitnya dua deret rumah kawasan Huntab Merapi yang memanfaatkan biogas tersebut. Namun seiring rusaknya saluran biogas, pemanfaatan gas alami itu pun berkurang hanya tinggal untuk 5 rumah saja.

“Sekarang hanya tinggal 2 rumah saja yang bisa memanfaatkan. Itu pun harus bergantian. Ini karena banyak saluran pipa biogas yang bocor,” katanya.

Warga sendiri dikatakan sudah berupaya memperbaiki kebocoran saluran pipa biogas tersebut. Namun karena semakin banyak titik kebocoran yang muncul warga pun kewalahan untuk memperbaiki. Hingga akhirnya mereka pasrah dan hanya memanfaatkan gas dari limbah kotoran ternak itu seadanya.

“Biasanya saya hanya memanfaatkan saat malam hari saja. Karena saat malam hari aliran gas lancar,” ujarnya.

Lihat juga...