Dinkes Bali dan TNI Antisipasi Erupsi Gunung Agung

“Intinya, kami sudah siap dari sisi kesehatan, untuk segala kemungkinan baik dari kesiapsiagaan dan tanggap darurat jika terjadi erupsi gunung tertinggi di Bali itu,” kata Suarjaya.

Suarjaya mengemukakan posko pengungsian itu yakni di Lapangan Mamed untuk pengungsi dari Desa Selat dan Desa Amarta Buana, di Lapangan Singarata untuk pengungsi dari Desa Sebudi dan Besakih, pengungsi dari Desa Peringsari dan Desa Jungutan tempat evakuasinya di Lapangan Putung, pengungsi dari Desa Buana Giri tempat evakuasinya di Lapangan Nyuh Tebel.

Sementara bagi masyarakat Desa Ban disiapkan tempat evakuasi di Banjar Penggak Rajeng, Terminal Pura Ayu, dan Wisata Tirta, sedangkan pengungsi dari Desa Batu Ringgit dan Sukadana, tempat evakuasinya di Banjar Bias.

Selanjutnya tempat evakuasi Tista Gede bagi pengungsi dari Desa Kubu, di Lapangan Abang untuk pengungsi dari Desa Dukuh, dan terakhir Lapangan Ki Kopang Seraya untuk pengungsi dari Desa Tulamben.

Selain pihak Dinkes, TNI pun melakukan antisipasi. Kodim 1609/Buleleng, Bali mendirikan posko pengungsian di Lapangan Desa Sambirenteng, Kecamatan Tejakula untuk mengantisipasi kemungkinan gelombang pengungsi terkait peningkatan status vulkanik Gunung Agung di wilayah Kabupaten Karangasem.

“Pertimbangan kami adalah lebih baik siap siaga meskipun seandainya nanti posko tidak terpakai, daripada tidak siap ketika nanti memang sangat diperlukan,” kata Komandan Kodim 1609/Buleleng, Letkol Infrantri Selamet Winarko, Rabu (20/9/2017).

Ia mengatakan, Kodim menyiagakan tiga posko berskala besar di wilayah Kecamatan Tejakula yang berbatasan langsung dengan wilayah Kabupaten Karangasem. Beberapa alterlatif yang dipilih yakni lapangan dan juga gedung umum.

Lihat juga...