Belgia Dibidik Jadi Pintu Masuk Ekspor ke Eropa

JAKARTA –  Belgia diharapkan dapat menjadi pintu masuk ekspor Indonesia ke Eropa. Harapan tersebut disampaikan Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Rosan P Roeslani menjelang penyelesaian perundingan kemitraan ekonomi komprehensif dengan Uni Eropa dalam kerangka “Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement” (IEU-CEPA) pada 2018.

“Kita melihat Belgia ini letaknya strategis dan memiliki salah satu pelabuhan terbesar di Antwerp,” ungkap Rosan usai menerima medali penghargaan “The Order of Leopold” dari pemerintah Belgia di Jakarta, Rabu (13/9/2017).

Dengan penyelesaian negosiasi IEU-CEPA dan menjadikan Belgia sebagai pintu masuk perdagangan ke Eropa, Indonesia berharap total perdagangan bilateral yang stagnan setiap tahunnya bisa meningkat. Saat ini nilai total perdagangan yang tercatat baru berkisar 1,6 miliar dolar AS atau sekira Rp21,19 triliun. Berdasarkan data Kadin Indonesia, tercatat komoditas ekspor Indonesia ke Belgia terdiri dari alas kaki, pakaian, furnitur, perekam suara, benang sintesis, ban, kopi, kayu tripleks, daun tembakau, kertas, lampu, dan cat sintesis.

“Karena rata-rata volume perdagangan ini surplus di kita dan membuat barang Indonesia tentunya jadi lebih kompetitif,” tambah Rosan.

Sementara itu Indonesia tercatat mengimpor beberapa produk dari Belgia, di antaranya produk kimia, susu terkonsentrasi, kompresor angin, kertas daur ulang, darah/vaksin raw materials, produk kimia nitrogen heterosiklik, pupuk kimia, mentega, truk, obat-obatan, coklat, serta tepung gandum.

Bisnis utama perusahaan Belgia di Indonesia bergerak di sektor energi baru terbarukan dan pariwisata. Realisasi investasi Belgia di Indonesia pada 2016 hanya sebesar 7,44 juta dolar AS atau sekira Rp98,5 miliar turun 45,29 persen dibandingkan realisasi investasi pada 2015. Sedangkan selama 2010-2015 akumulasi realisasi investasi Belgia ke Indonesia tercatat 132,9 juta dolar AS atau sekira Rp1,76 triliun.

Lihat juga...