Anti NKRI akan Berhadapan dengan Tokoh Agama

YOGYAKARTA – Cendekiawan Muslim, sekaligus mantan Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof. Dr. Komaruddin Hidayat, menyebut Indonesia dibangun dari kebhinnekan sebagai modal utama. Pancasila merupakan ikatan nasionalitas serta pemersatu setiap unsur yang begitu beragam tersebut.

Sehingga bila masih ada kelompok yang anti keragaman, menurut Komarudin, kelompok tersebut masih berpikiran utopis dan tirani. Kelompok yang memiliki idealisme anti NKRI dan ingin membentuk negara sendiri, dikatakannya tidak hanya akan berhadapan dengan negara, namun juga akan berhadapan dengan para tokoh agama yang selama ini ikut berjasa mendirikan negara ini.

“Justru yang punya saham terbesar NKRI ini adalah tokoh agama yang selama ini dalam sejarahnya ikut serta membentuk republik ini,” ujarnya, saat menyampaikan kuliah umum pada  3.767 orang mahasiswa baru program pascasarjana UGM, di Grha Sabha Pramana UGM, Yogyakarta, Senin (25/9/2017).

Dalam kesempatan itu, Komaruddin menyatakan keragaman yang dimiliki Indonesia merupakan sebuah anuegrah dari Tuhan YME. Di mana selama berabad-abad bangsa Indonesia mampu hidup rukun dan bersatu, meski hidup terpencar dalam ribuan pulau serta memiliki ragam suku adat dan budaya berbeda.

Menurutnya semua itu dapat terjadi, karena seluruh bangsa memiliki cita-cita yang sama.  “Bangsa ini adalah rumah kita bersma. Tidak mungkin hidup dalam rumah tanpa ikatan nasionalitas, yakni Pancasila. Yang membuat kita bersatu karena memiliki cita-cita bersama sebagaimana yang tertera dalam Pancasila,” ungkapnya.

Mantan Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu juga menilai, sejarah terbentuknya Indonesia merupakan keajaiban, mengingat keragaman yang begitu besar. Ia bahkan membandingkan Indonesia dengan negara-negara di Timur Tengah yang memiliki satu bahasa dan agama, namun mengalami perpecahan. Karena itu, katanya, siapapun yang memegang tampuk pemerintahan harus mampu menjaga dan merawat kebhinnekaan.

Lihat juga...