Warga di Lamsel Kesulitan Air Bersih

LAMPUNG — Akibat musim kemarau ditambah keterbatasan fasilitas sumur dangkal di wilayah Desa Hatta, Kecamatan Bakauheni dan sebagian Desa Sukabaru Kecamatan Penengahan, membuat warga terpaksa harus memanfaatkan ceruk atau bekas lubang tambang batu terbuka di wilayah tersebut.

Salah satu warga di Desa Hatta, Asrul, bersama kawan-kawannya menyebut, untuk kebutuhan mandi dan keperluan di rumah masih dipenuhi dengan mengambil air di galian bekas tambang batu.

Bekas galian tambang batu yang terletak persis di tepi Jalan Lintas Sumatera tersebut, menurut Asrul, menjadi lokasi warga mengambil air dengan menggunakan ember maupun jerigen, dan sebagian mandi dan mencuci. Kontur tanah perbukitan dan berbatu, diakui Asrul mengakibatkan warga kesulitan mengakses air bersih. Sebagian warga juga menggunakan jerigen untuk mengambil air bersih dari Sungai Way Pisang, yang berjarak dua kilometer, dan sebagian meminta dari rumah warga lain pemilik sumur bor.

“Sudah hampir lima tahun lebih warga memanfaatkan air di bekas galian tambang, terutama anak-anak kecil justru mandi setiap sore di sini dan pulangnya membawa air dengan ember dan jerigen,” ungkap Asrul, Rabu (9/8/2017) sore.

Anak-anak tampak menggunakan bekas galian menyerupai kolam untuk mandi dan bermain, tanpa mempedulikan kondisi air yang sebagian kotor dan berwarna kekuningan tersebut. Aldo, salah satu bocah yang mandi di bekas galian tambang batu mengaku terpaksa mandi di lokasi tersebut, karena lokasi sungai cukup jauh, sementara fasilitas sumur tidak bisa dibuat di lokasi tersebut.

Aldo bersama bocah lain, juga mengaku, meski mandi di bagian cekungan yang kotor, namun masih bisa membilas badannya di cekungan lain yang memiliki kondisi air masih cukup bersih. Saat musim hujan, Aldo mengaku orangtuanya terpaksa memanfaatkan air hujan dengan cara menampungnya di bak-bak khusus, dengan proses pengendapan memanfaatkan pasir, ijuk dan arang kayu untuk mendapatkan air bersih.

Lihat juga...