Belajar dari Alam dalam Bingkai Pancasila di Takalar

Sebanyak 15 pengajar pemuda-pemudi di Kabupaten Takalar dilibatkan dalam sekolah alam ini. Mereka datang dari berbeda universitas, bahkan terdapat pemuda yang tidak memiliki sekolah ikut berkontribusi dalam sekolah alam  ini. Mereka yang mengikuti kegiatan di sekolah alam ini mereka semua merupakan anak dari seorang petani, nelayan, dan buruh bangunan.

Irwan menambahkan meski mereka rata-rata datang dari orang yang tidak mampu dan berekonomi rendah, semangat anak-anak ini dalamenempuh pendidikan sangatlah tinggi.

“Anak di sini walaupun berekonomi rendah menurut saya semangat belajar mereka tinggi dan sangat antusias dengan kegiatan yang diadakan sekolah alam,”  tambah Irwan.

Rencananya ke depan komunitas ini ingin membuat organisasi. Untuk mewujudkan itu komunitas sekolah alam ini memiliki struktur sama dengan sekolah formal. Seperti ada kepala sekolah,  wakil kepala sekolah, bagian kurikulum, bagian sarana dan pembangunan, bagian humas, bendahara dan bagian seni dan budaya.

Sementara ini Irwan sedang dan teman komunitasnya sudah melakukan komunikasi dengan desa tentangga agar bisa membuka kelas baru. Irwan juga berharap kegiatan sekolah alam yang dilaksanakan seminggu dua kali itu akan bermanfaat di tengah masyarakat Takalar.

Reski, salah satu murid Kelas V Sekolah Alam Takalar mengaku belajar di alam terbuka membuatnya lebh rileks dan tidak setegang ketika belajar di sekolah biasa. Cara guru mengajar juga berbeda.

“Belajar di alam terbuka saya merasa lebih senang apalagi games yang di berikan kakak-kakak pengajar sangatlah menarik,” ungkap Resky.

 

Lihat juga...