YOGYAKARTA – Sejumlah petani tembakau di Kecamatan Kalasan Kabupaten Sleman, mengeluhkan munculnya hama penyakit yang menyerang tanaman. Hama berupa virus, wereng, hingga ulat tersebut diketahui merusak daun serta batang tanaman sehingga menurunkan hasil produksi tembakau.
Salah seorang petani tembakau di Dusun Kramen, Taman Martani, Kalasan, Sleman, Parinem, menyebut hama ulat biasa menyerang saat malam, pagi dan sore hari. Namun saat siang hama ulat akan bersembunyi di dalam tanah. Untuk meminimalisir serangan ulat, petani rutin melakukan proses matun atau pembersihan secara konvensional dengan tenaga manusia serta melakukan penyemprotan pestisida.
“Ulatnya ada dua macam, berwarna hijau dan cokelat. Ukurannya kecil tapi bisa cepat memakan daun. Sedangkan wereng biasa menyerang dari balik daun, ukurannya sangat kecil tapi banyak, sehingga membuat daun jadi layu,” katanya.
Sementara itu, petani tembakau lainnya, Sawali, menyebut serangan virus juga menyerang tanaman tembakau miliknya. Serangan virus itu diketahui membuat tanaman tembakau menguning dan layu. Meski hanya sebagian kecil, namun serangan virus dipastikan akan menurunkan jumlah produksi panen petani.
“Serangan itu membuat semua bagian tanaman mulai dari batang dan daun jadi layu. Setelah itu menguning dan mati,” katanya.
Petugas Penyuluh Lapangan (PPL), Dinas Pertanian Pangan Perikanan dan Kelautan, Kabupaten Sleman, Risti Bintaryani, menyebut serangan virus pada tanaman sulit diatasi karena tidak tampak secara kasat mata. Salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah mengantisipasi sejak awal.
“Pembibitan harus dilakukan dengan benar agar tidak membawa virus. Penanaman juga harus dilakukan di lahan yang seragam. Karena jika berdekatan dengan tanaman yang seinang, seperti cabai, virus akan bisa menyebar,” ujarnya.