Istiqomah menjelaskan tujuan kegiatan itu mengetahui dan melihat apakah skema bisnis dan Hak Asasi Manusia (HAM) yang tertuang dalam prinsip yang diakui PBB terkait tanggung jawab perusahaan untuk menghormatinya terpenuhi.
Pihaknya juga mengajak awak media lokal maupun nasional untuk melihat langsung fakta di lapangan seperti apa kondisi sosial, ekonomi masyarakat.
“Kita ingin mempelajari fakta lapangan pasca wilayah itu jadi konsesi,” tuturnya.
Ia menjelaskan bentuk pembelajaran yang dilakukan, yakni dengar pendapat bersama masyarakat terus observasi lapangan dan melihat langsung kondisi ekonomi dan sosial.
“Ia ingin mengetahui seperti apa penerapan hak dan kewajiban dalam hubungan masyarakat setempat dengan korporasi. Hasilnya akan dibawa ke permukaan, berupa foto berupa lomba dan pameran. Sementara informasi dan masukan masyarakat akan ditindak lanjuti,” katanya.
Program Officer ICCO, Kiswara Santi Ihandini, menyatakan selama kegiatan tersebut peserta ekspedisi akan melakukan kunjungan ke rumah penduduk setempat dan juga lokasi usaha perekonomiannya, napak tilas ke bekas pemukiman warga sebelum pindah ke Teluk Meranti, mengunjungi petani di Kampung Jawa yang berhasil dengan upaya penanaman pohon waru sebagai penahan abrasi bono, dan melihat eksotisnya Pantai Ogis.
Peserta juga akan melakukan penelusuran di Sungai Kampar melihat seperti apa masyarakat menangani Ombak Bono.
“Kita juga ingin melihat kawasan wisata Bono dan juga Sungai Kampar,” tutur Kiswara. (Ant)