Perluas Jaringan Pemasaran, Kunci Produsen Tempe-Tahu Bertahan

Salah satu kendala yang dihadapi oleh produsen tahu tempe skala kecil di antaranya kenaikan harga kedelai yang kerap mengalami kenaikan secara tiba-tiba hingga mencapai Rp8 ribu per kilogram. Sementara harga tahu dan tempe masih tetap stabil. Asror bahkan tidak pernah menaikkan harga tahu yang dijualnya, empat potong seharga Rp2 ribu. Sementara tempe satu bungkus dijualnya dengan harga Rp2 ribu.

“Kenaikan harga bahan baku bisa cepat terjadi tapi turunnya hanya sedikit. Sementara kita juga tidak bisa menaikkan harga tahu tempe semaunya sehingga strategi kita hanya melalui pengurangan takaran,” terang Asror.

Kedelai yang sudah direbus dan dicampur ragi siap dikemas menjadi tempe. [Foto: Henk Widi]
Sebagai pemilik usaha skala kecil dengan persaingan usaha yang semakin ketat di antaranya keberadaan produsen tahu skala besar, tidak lantas membuat Asror patah semangat. Bahkan berkat kerja kerasnya ia sudah mulai merambah puluhan pedagang atau warung kecil di sebanyak lima desa. Sistem penjualan dengan mendatangi warung-warung untuk dijual kembali ke konsumen yang menjadikan sayur atau gorengan diakuinya masih efektif untuk meningkatkan penjualan.

Pada awalnya, ia mengungkapkan, harus mampu bersaing dengan produsen tahu dan tempe lain yang menyetor ke sejumlah warung, meski dirinya harus tetap menjaga kualitas tahu dan tempe yang dibuat agar tetap disukai konsumen. Kesuksesan bisnis tahu dan tempe diakuinya terletak pada selera konsumen. Ia menyebut proses pembuatan tahu dan tempe yang berkualitas membuat produksinya digemari konsumen.

Lihat juga...