Kerajinan Songket Melayu Sambas Butuh Sentuhan Perhatian
Hasil tenunan kain Songket saat ini banyak peminatnya, khususnya di tingkat lokal. Oleh karena kendala modal dan promosi tentang keberadaan mereka, penjualan tenun Songket tersebut belum bisa memenuhi harapan.
Pembuatan satu set songket membutuhkan waktu pengerjaan hingga sebulan. Produknya selalu terjual, ia tidak pernah memiliki sisa.
Bantuan modal pengembangan usaha kerajian, antara lain berupa peralatan tenun dan bahan yang cukup untuk pembuatan 10 set, yakni sehelai kain tenun Songket, satu sabuk, dan sehelai selendang, sebagai hal yang mereka syukuri.
“Dari modal bantuan tersebut, kami putarkan kembali hingga berkembang seperti saat ini,” ujarnya.
Peranan dari Pemerintah Kabupaten Sambas berupa bantuan kepada mereka juga diharapkan agar pada masa mendatang usaha kerajinan Songket semakin berkembang dan mampu menjangkau pemasaran yang lebih luas.
Usaha kerajinan tenun Songket selain potensial untuk memajukan ekonomi masyarakat juga bagian dari upaya melestarikan tradisi budaya Melayu Sambas.
Proses pembuatan kain tenun itu memang tidak gampang. Untuk pembuatan sehelai kain dengan panjang sekitar dua meter, membutuhkan waktu sekitar satu bulan dengan penuh ketelitian, kesabaran, dan keahlian si penenun.
Kain Songket tidak hanya ada di Kalbar, khususnya di Sambas, namun juga di beberapa daerah, seperti Riau, Minangkabau, dan Palembang.
Meski lahir dari seni budaya dan tradisi Malayu, pembuatan kain Songket mengalami beberapa perbedaan yang biasanya terletak pada jenis dan susunan motif.
Kain tenun Songket Sambas, bila dilihat nampak dominan bermotif tumbuhan-tumbuhan. Salah satu ciri khas pada motif Songket Sambas secara umum adalah Pucuk Rebung atau masyarakat setempat menyebutnya “suji bilang”.