Kerajinan Songket Melayu Sambas Butuh Sentuhan Perhatian

Berdasarkan berbagai sumber, kerajinan kain Songket Sambas sudah begitu lama digeluti masyarakat Sambas.

Bahkan, kain Songket sudah ada sejak berdirinya Kesultanan Sambas yang dipimpin oleh Sultan Sulaiman. Sultan Sulaiman adalah pendiri Kerajaan Sambas pada 1675 Masehi. Ia memerintah kesultanan itu selama 10 tahun, atau sampai tahun 1685 Masehi.

Beruntung hingga saat ini, masih ada segelintir masyarakat Sambas yang masih mau melestarikan warisan pembuatan kain Songket tersebut.

Aida, ibu tiga anak itu, bersama empat ibu dari Desa Sumber Harapan merupakan satu kelompok perajin kain tenun Songket yang masih tetap membuat dan memasarkan produk tenun tersebut.

Aida mengaku bersama ibu-ibu lainnya terjun ke usaha kerajinan tenun kain Songket karena belajar secara dadakan. Mereka sebelumnya menjadi pekerja pembuatan kain Songket kepada orang lain.

“Karena kami itukan tidak punya modal makanya kami awalnya hanya pekerja saja dan mendapat upah dari bos yang memiliki modal dan alat pemintal tenunan kain Songket,” katanya.

Hal itu, mereka lakukan selama bertahun-tahun untuk menambah penghasilan rumah tangga. Suami Aida setiap hari hanya bekerja sebagai penyadap getah.

“Mau tak mau saya juga harus bekerja untuk mencukupi kebutuhan hidup kami, apalagi suami saya telah menderita penyakit dan pascaoperasi hingga saat ini tidak bisa kerja berat,” katanya.

Berkat bantuan dan pembinaan melalui pihak Dompet Umat dan Bank Indonesia Cabang Kalbar, sejak Januari 2016 hingga kini, Aida dan rekan-rekannya dapat berdiri sendiri mengusahakan dan memasarkan hasil kerajian Songket.

“Dulu sebelumnya saya terpaksa ‘nguli’ sambil belajar dengan orang lain, karena tidak ada modal. Tapi semenjak kami dapat bantuan dari Dompet Umat dan BI, kami sejak Januari 2016 bisa berdiri sendiri,” katanya.

Lihat juga...