Kawasan Mangrove, Tangkal Abrasi Sekaligus Rekreasi Warga Pesisir Timur Lampung

Semakin banyak hutan mangrove yang ada di wilayah pesisir tersebut menurut Andi, maka  masyarakat nelayan masih bisa mencari ikan sekedar untuk kebutuhan sehari hari dan juga keperluan untuk bahan baku pembuatan ikan asin.

Meski memiliki kawasan mangrove yang cukup luas kawasan tersebut masuk dalam wilayah milik perusahaan pelabuhan penghubung antara Muara Piluk Bakauheni dan juga Bojonegara Banten.

Masyarakat setempat bahkan berharap kawasan mangrove tersebut tidak dihabiskan untuk pengembangan pelabuhan sehingga masih bisa dimanfaatkan masyarakat untuk mencari ikan dan penahan abrasi pantai dan terjangan angin.

Serupa dengan Andi,salah satu warga lain dari Desa Hatta bahkan jauh jauh mengajak anak serta isterinya untuk memancing di wilayah tersebut dengan umpan seadanya berupa cacing dan pelet.

Sartono,mengaku mulai memancing di kawasan mangrove Muara Piluk Bakauheni sejak pukul 14.00 dan berencana akan pulang menjelang maghrib setelah dirinya berhasil memancing sekitar 2 kilogram ikan mujahir dan ikan kating sejenis ikan lele yang hidup di wilayah berair payau.

Di kawasan tersebut bahkan ditebar sebanyak 3.000 benih ikan mujahir dan ikan air payau jenis kakap putih dan bandeng yang boleh dipancing tanpa boleh dijaring.

Kawsan mangrove jadi lokasi pemancingan warga /Foto: Henk Widi.
Kawasan mangrove yang masih alami jadi habitat ikan yang menguntungkan warga /Foto: Henk Widi.

Pada awalnya sebagian wilayah pesisir Timur Lampung meliputi kecamatan Ketapang dan Bakauheni masih banyak terdapat tanaman mangrove di dekat perkampungan nelayan namun seiring dengan kebutuhan akan lahan pelabuhan dan perumahan serta tambak sebagian kawasan hutan mangrove berkurang.

Lihat juga...