“Kami minta petani komoditas kakao menjadikan andalan ekonomi sehingga kehidupan masyarakat sejahtera,” katanya.
Menurut Dede, perkebunan kakao di Kabupaten Lebak tumbuh dengan baik di lokasi perbukitan, pegunungan, serta areal setinggi 500 meter di atas permukaan laut.
Penghasil komoditas kakao tersebar di Kecamatan Gunungkencana, Banjarsari, Cileles, Cirinten, Bojongmanik, Cikulur, Cibadak, Wanasalam, Malingping, dan Cijaku.
Jumlah petani yang mengembangkan kakao tercatat 55 kelompok tani dan dipastikan tahun depan bertambah karena pemerintah daerah terus menyalurkan bantuan benih.
“Kami yakin perkebunan kakao dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat juga mengatasi kemiskinan dan pengangguran,” katanya.
Seorang petani kakao di Kecamatan Cirinten, Kabupaten Lebak, Suryadi (55) mengaku dirinya tahun ini mendapat bantuan program pengembangan tanaman kakao dari pemerintah daerah dengan menerima bantuan benih tanaman coklat.
Selama in, usaha budidaya tanaman kakao menjadikan produk unggulan karena bisa menghasilkan setahun tiga kali musim sehingga cukup membantu pendapatan ekonomi keluarga.
Ia setiap panen bisa menghasilkan produksi dua ton dari tanaman seluas 1,5 hektare itu.
“Kami merasa terbantu ekonomi keluarga dan bisa menyekolahkan anak hingga ke perguruan tinggi dari penghasilan usaha budi daya tanaman kakao,” katanya.[Ant]