YOGYAKARTA – Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, menyampaikan permohonan maaf atas tertangkapnya salah seorang petugas di jajaran kementeriannya dalam operasi tangkap tangan oleh KPK pada Rabu, 23 Agustus 2017, kemarin.
“Terkait kejadian kemarin, saya minta maaf. Tapi, ini pembelajaran, dan kita akan segera lakukan perbaikan,” katanya, seusai menjadi salah satu panelis dalam Seminar Nasional ‘Bandara Kulonprogo dan Akselerasi Pembangunan Ekonomi Yogyakarta’ di Yogyakarta, Jumat (25/8/2017) sore.
Menhub mengaku, adanya penangkapan ini membuat jajaran kementeriannya berbenah. Ia bahkan mengaku akan lebih ketat melakukan pengawasan terhadap kinerja setiap bawahannya. “Insyaallah, kejadian ini menjadi satu titik balik kita dalam menyelesaikan masalah yang ada,” katanya.
Lebih lanjut dikatakan, pihaknya akan tetap konsisten dalam melakukan upaya bersih-bersih pada pegawai di kementeriannya yang menerima suap maupun pelanggaran lainnya. Ia mengklaim beberapa kali melakukan OTT hingga dua kali.
“Soal OTT ini sejak saya masuk sudah langsung melakukan OTT, waktu itu tentang buku laut. Kedua dilakukan di empat pelabuhan, Jakarta, Medan, Surabaya, dan Samarinda. Yang Samarinda itu kita bisa selamatkan uang negara hingga Rp400 miliar,” tandasnya.
Menanggapi soal kerjasama dengan PT. Adhi Guna Keruktama, Budi Karya tegas menyatakan tidak akan memperpanjang kerjasama tersebut dengan memutus hubungan kerja dengan kementeriannya. “Adiputra kita pecat. Tidak ada kerjasama lagi,” tegasnya.
Tak hanya itu, pihaknya saat ini juga mengaku sudah mengangkat tiga pelaksana tugas (Plt) pada Dirjen yang kosong, yakni Dirjen Laut, Dirjen Kereta Api, dan Dirjen Darat.