Pemuda Bakauheni Manfaatkan Kebun Jabon untuk Obyek Wisata

LAMPUNG — Hutan atau kumpulan tanaman kayu sejenis yang ditanam oleh masyarakat kerap menjadi tempat yang jarang dikunjungi oleh masyarakat, terutama jika lokasinya jauh dan akses jalannya sulit. Namun, kondisi tersebut tidak berlaku di kawasan pepohonan jati ambon atau jabon seluas lima hektare di Dusun Kenyayan, Desa Bakauheni.

Rizal,dibantu rekan-rekan pemuda Bakauheni menggagas Jabon Jungle di Bakauheni. [Foto: Henk Widi]
Berkat ide kreatif dari Rizal dan beberapa pemuda di wilayah tersebut, muncullah keinginan untuk menciptakan lokasi wisata kekinian dengan konsep hutan yang asri, dilengkapi berbagai wahana menarik yang bisa dikunjungi oleh wisatawan. Konsep jungle atau rimba, hutan, diakuinya merupakan upaya mengenalkan kawasan rimba atau hutan, agar menjadi lokasi yang nyaman jika dikelola dengan baik dan memadukan keindahan lengkap dengan keinginan anak-anak muda zaman sekarang.

Rizal mengungkapkan, kawasan Bakauheni saat ini masih memiliki beberapa kawasan mangrove. Namun, akses yang sulit dan status kepemilikan membuat mangrove sukar dikembangkan untuk kegiatan wisata, sehingga bersama kawan-kawannya tercetus ide untuk memanfaatkan hutan jabon yang sudah berumur beberapa tahun dan cukup rindang tersebut.

Sebagai sebuah hutan buatan yang memiliki tanaman jabon, muncullah penamaan lokasi tersebut menjadi ‘jungle jabon’, dengan tanpa merusak pepohonan di wilayah tersebut. Bahkan, justru menambah beberapa tanaman yang menarik seperti berbagai macam bunga dan tanaman lain.

Pada tahap awal, Rizal dibantu beberapa pemuda Bakauheni yang peduli akan lokasi wisata kekinian, hutan jabon yang semula hanya ditumbuhi rerumputan tersebut dibersihkan dan dibuatkan akses jalan setapak yang artistik, memadukan barang bekas berupa ban untuk dibuat pagar, kayu untuk dibuat frame foto, pagar dan sebuah rumah pohon.

Lihat juga...