Pemuda Bakauheni Manfaatkan Kebun Jabon untuk Obyek Wisata
Tanpa meninggalkan kesan berada di hutan, ungkap Rizal, jajaran pohon jabon yang tertata dengan sangat apik tersebut sekaligus menjadi lokasi yang bisa digunakan untuk mencari udara segar dan menenangkan diri dari kebisingan.
“Situasinya yang nyaman dan sejuk, meski cuaca panas tak jauh beda dengan berada di hutan dengan fasilitas untuk tracking, berswafoto dan tentunya bersantai di hutan jabon seluas lima hektare ini”, ungkap Rizal.
Pada tahap awal, Rizal mengungkapkan masih akan menyediakan fasilitas pojok foto, rumah pohon dengan ketinggian sekitar dua meter terbuat dari kayu beratapkan daun ilalang kering, sehingga kesan gubuk yang ada di dalam hutan masih cukup kental terasa. Beberapa rumah pohon lain diakuinya masih akan ditambah seiring dengan semakin dikenalnya lokasi hutan yang selama ini tidak diperhatikan orang, bahkan hanya menjadi lokasi mencari rumput pemilik ternak.
Selain memperhatikan sisi estetika tanpa merusak hutan jabon yang ditanam secara teratur dengan jarak rata-rata dua meter antar pohon, Rizal menyebut akses jalan ke lokasi tersebut sudah berupa jalan aspal, sehingga pengunjung tidak kuatir untuk mengaksesnya. Dicapai dengan kendaraan roda dua maupun roda empat dari Jalan Lintas Timur Sumatera atau pertemuan dengan Jalan Lintas Sumatera, lokasi yang dari kejauhan terlihat sebagai hutan pohon jabon tepat di depan Menara Siger tersebut bahkan menyimpan keindahan yang menarik anak-anak muda pecinta fotografi dan yang akrab dengan media sosial.
Saat ini, kata Rizal, untuk masuk kawasan hutan jabon di ujung Selatan Pulau Sumatera tersebut pihaknya masih menggratiskannya. Hanya mengenakan tarif parkir sebesar Rp5.000 untuk kendaraan. Penyediaan lokasi bersantai dan jauh dari polusi dengan lingkungan yang asri tersebut diakui Rizal akan membantu masyarakat, khususnya anak-anak muda yang sudah bosan dengan tempat wisata pantai yang banyak terdapat di wilayah Bakauheni.