Pemerintah Optimalkan Diversifikasi Ekonomi Daerah
BALIKPAPAN — Bank Indonesia meyakini, perbaikan harga batu bara dan kelapa sawit, pertumbuhan ekonomi di Kalimantan akan tumbuh signifikan, meski pada kuartal dua sedikit mengalami penurunan. Pertumbuhan ekonomi di Kalimantan tahun ini diproyeksikan sebesar 4,2 perdsen, naik dari sebelumnya 1,4 persen pada 2015 dan 2 persen pada 2016.
Dalam rapat koordinasi Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah dan Bank Indonesia yang dipimpin Gubernur Bank Indonesia dan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan, Wamen ESDM Archandra Tahar, Menhub Budi Karya Sumadi, yang diselenggarakan di Balikpapan, menghasilkan beberapa poin dalam menjaga stabilitas ekonomi.
Gubernur BI, Agus D.W Martowardjoe, mengungkapkan pertumbuhan ekonomi terbesar dari Pulau Jawa sebesar 81 persen, sementara Kalimantan hanya berkontribusi 8 persen. Rendahnya kontribusi dari Kalimantan itu diperlukan strategi untuk menjaga dan pertumbuhan ekonomi di daerah tersebut.
“Kontribusi pertumbuhan ekonomi di Kalimantan itu, penyumbang terbesar dari Kalimantan Timur. Kalimantan sangat bergantung pada sumber daya alam, khususnya perkebunan, pertambangan. Sehingga kalau harga dunianya lagi bagus, pertumbuhan ekonominya juga bagus. Kalau ekonominya bagus, kita juga lupa untuk melakukan diversifikasi ekonomi kita, jadi terlalu bergantung pada SDA,” paparnya.
Melalui rapat koordinasi menghasilkan beberapa pokok rekomendasi yang diwujudkan dalam bentuk kebijakan, yakni mempercepat penguatan infrastruktur dasar, di antaranya infrastruktur konektivitas, listrik, dan energi. Kedua, peningkatan kualitas SDM dan mengoptimalkan berbagai sektor ekonomi daerah melalui diversifikasi horizontal dan vertikal. Ketiga, mengembangkan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dan Kawasan Industri secara terpadu.