DENPASAR – Wakil Gubernur Bali, Ketut Sudikerta, mengatakan, rencana pembangunan sejumlah ruas tol di daerah itu dipindahkan menjadi melewati beberapa kaki pegunungan di tengah-tengah Pulau Dewata.
Sudikerta di sela-sela menggelar pertemuan dengan tokoh-tokoh pariwisata, di Denpasar, Kamis mengatakan, perubahan rencana tempat pembangunan tol tersebut setelah dilakukan studi kelayakan (FS) terhadap sejumlah ruas tol sebelumnya yang hasilnya tidak feasible atau tidak layak.
“Kalau kemarin rencana pembangunannya banyak di pinggir pantai, semuanya itu pembebasan lahannya mahal, tidak feasible, sehingga akhirnya dipilih mana yang bisa memberikan akses lebih murah di dalam pelaksanaan pembangunannya,” ujarnya.
Oleh karena itu, direncanakan pembangunan tol melewati sejumlah kaki pegunungan dari wilayah Gilimanuk Kabupaten Jembrana hingga kaki pegunungan di Karangasem. Ruas tol yang digagas melewati pegunungan itu yakni dari Pekutatan-Seririt, Bangli-Kubutambahan, Baturi-Gatsu Denpasar.
“Di bongkol (kaki) pegunungan itu banyak tanah negara sehingga pembebasannya akan lebih efektif, efisien dan lebih murah,” ucap Sudikerta.
Sebelumnya, Pemprov Bali merencanakan membangun empat ruas tol Bali sepanjang 156,7 kilometer. Empat ruas ini meliputi Kuta-Canggu-Tanah Lot-Soka sepanjang 28 km, Soka-Pekutatan (25,1 km), Pekutatan-Gilimanuk (54,4 km), dan Pekutatan-Lovina (46,7 km).
Setelah dilakukan FS, ternyata untuk pembebasan lahan sejumlah ruas tol semula membutuhkan biaya yang sangat tinggi. Untuk tol yang melewati wilayah Kabupaten Badung misalnya, harga satu are tanah mencapai Rp3 miliar.
“Tol sebelumnya juga banyak melewati pinggir pantai dan banyak tanah masyarakat yang tentu proses pembebasan lahannya akan lebih lama,” ujarnya.