Musim Angin Barat, Nelayan Pesisir Lamsel tak Melaut

Satpolair Polres Lamsel sambangi nelayan dan memberi imbauan nelayan selama cuaca kurang bersahabat. -Foto: Henk Widi

Halangan saat kondisi cuaca tidak baik berimbas, diakui Samsul berimbas pada pendapatannya sebagai nelayan tangkap yang mengandalkan penjualan ikan. Beruntung, selain berprofesi sebagai nelayan, sang istri memiliki kesibukan lain dengan memiliki warung kebutuhan sehari-hari, sehingga keluarganya masih bisa mendapatkan penghasilan di luar aktivitas melaut.

Selain Samsul, beberapa nelayan bagan congkel dengan bobot kapal mencapai 7-12 gross ton juga memilih melakukan perbaikan layar air yang digunakan untuk sarana pengereman di dalam air, dengan proses menjahit sebelum digunakan kembali untuk melaut.

Perbaikan layar air sepanjang 8 meter tersebut diakui Rahman dilakukan saat kondisi angin Barat sedang berlangsung. Selain melakukan perbaikan layar air, perbaikan dengan menambal dan merajut juga dilakukan pada bagian jaring yang diangkat ke darat untuk proses perbaikan sembari menunggu kondisi cuaca membaik.

Kondisi angin Barat tersebut juga berdampak bagi harga ikan di tempat pendaratan ikan Desa Way Muli, Kecamatan Rajabasa, yang mulai merangkak naik akibat berkurangnya jumlah pasokan ikan dari para nelayan di wilayah perairan tersebut.

Ikan jenis tongkol yang biasanya seharga Rp25.000 per kilogram di lokasi pendaratan ikan kini naik menjadi Rp30.000 per kilogram. Jenis ikan layur semula Rp20.000 naik menjadi Rp25.000 per kilogram, ikan Selar semula Rp22.000 menjadi Rp25.000 per kilogram, sementara cumi-cumi semula Rp35.000 menjadi Rp45.000 per kilogram. Kenaikan harga ikan juga terjadi pada ikan laut jenis lain akibat sedikitnya nelayan yang melaut mencari ikan.

Lihat juga...