DENPASAR – Kementerian Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat (PUPR) akan terus mengembangkan teknologi pembuatan aspal berbahan campuran sampah kantong plastik.
“Pembuatan aspal dengan menggunakan sampah plastik akan terus dikembangkan dan diuji coba secara terus menerus,” ujar Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian PUPR, Danis Hidayat Sumadilaga di Kampus Universitas Udayana, Bukit Jimbaran Bali, Sabtu.
Secara teknis dan teknologi, jika daya lengketnya baik atau bagus, maka kualitas dalam pengaspalan jalan juga akan lebih baik.
Ia mengatakan, Kementerian PUPR berupaya memanfaatkan sesuatu yang tidak berguna menjadi bermanfaat, seperti penggunaan sampah dari kantong plastik.
Diharapkan, terbosan ini akan memberi jalan keluar menjadikan sampah tersebut berguna untuk kepentingan material pengaspalan.
“Pembuatan campuran aspal dengan bahan plastik yang sudah direcaht bisa dilakukan dengan cara sederhana. Bahkan dengan teknologi akan memudahkan untuk pemilahan, pembersihan hingga perecahan sampah kantong plastik untuk siap dijadikan adonan bercampur dengan aspal maupun material lainnya,” ujarnya.
Danis Hidayat, mengatakan, pencampuran material aspal dengan sampah plastik dapat dilakukan dengan cara sederhana, menggoreng, atau bis juga dengan menggunakan mesin atau melaui pabrikan.
Di tanya berapa dibutuhkan plastik dalam pengaspalan jalan, Danis Hidayat mengatakan, perbandingannya untuk satu kilometer dengan lebar jalan tujuh meter diperlukan sampah plastik 2,5 ton hingga lima ton.
“Perbandingan ini adalah untuk satu lapisan jalan raya. Jika itu pada dua atau lebih lapisan jalan raya, maka bisa dihitung kebutuhan plastik untuk campuran aspal tersebut,” ujarnya.