Warga Dusun Matua Terpaksa Hidup ‘Berdampingan’ dengan Asap

“Pernah suatu ketika, asap pekat masuk ke rumah saya, ketika itu saya dikunjungi teman-teman dari BLHD Makassar, mereka lari berhamburan, karena tidak tahan dengan bau asap itu, maka dari itu saya menolak pabrik ini beroprasi”. Tambah ellen.

Sebenarnya Ellen dan warga dusun Matua lainnya tidak setuju dengan adanya pabrik tersebut beroprasi. Ketidak setujuan ini juga datang dari WALHI, bukan dampak dari kesehatan warga saja yang ditimbulkan. Akan tetapi juga lingkungan tempat tinggal warga perlu di perhatikan pemerintah.

Iswaldi saat melakukan aksi di kantor DPRD menolak pengoprasian pabrik

Aswar Exwar menyampaikan tidak hanya dampak kesehatan yang di perhatikan namun juga dampak dari kerusakan lingkungan yang disebabkan pengorasian pabrik tersebut, ketika WALHI mengunjungi dusun itu beberapa waktu lalu terlihat tanaman yang tumbuh disana mulai tidak subur dan layu.

“Tidak hanya mengganggu kesehatan para warga, namun dampak lingkungan yang di timbulkan oleh asap ini sangat buruk bagi tanaman yang tumbuh disekitar pabrik ini, tidak hanya itu saja mata air yang ada di dusun ini bahkan tercemar”. Ungkap Aswar.

Protes beroprasinya pabrik ini juga hadir dari kalangan mahasiswa yang tergabung dalam Himpunan Pelajar Mahasiswa Maserempullu (HPMM). HPMM sudah melakukan berbagai aksi untuk menghentikan pabrik ini beroprasi, karena dinilai melanggar izin oprasional.

Menurut Iswaldi, mahasiswa Universitas Muhamadiah Makassar (Unismuh) yang juga tergabung dalam HPMM staf bidang informasi dan advokasi, pemerintah semestinya lebih bijak dalam membuat keputusan, sudah jelas pabrik ini melanggar oprasional, namun belum juga ada tindakkan keras untuk pabrik tersebut.

Lihat juga...