Warga Dusun Matua Terpaksa Hidup ‘Berdampingan’ dengan Asap

ENREKANG — Waktu sudah menujukkan tengah hari di kelurahan Buntu Sugi, kecamatan Alla kabupaten Enrekang ketika Cendana News mengunjungi daerah ini, suasana pegunungan yang asri dan indah memanjakan mata. Namun setelah 400 meter memasuki dusun Matua, suasana yang tadinya indah dan asri berganti dengan bau asap yang sangat menyengat serta debu yang dibawa oleh angin.

Di dusun Matua ini, terdapat 60 kepala keluarga yang harus hidup ‘berdampingan’ dengan asap dan material debu yang dibawa angin yang dikeluarkan oleh cerobong tinggi menjulang dari sebuah pabrik aspal.

Dengan jarak hanya 100 meter dari pemukiman, warga setempat sangat merasakan dampak yang ditimbulkan oleh asap dan debu material dari aktivitas pabrik Asphal Mixing Plants ini.

Ellen, salah satu warga yang tinggal di dusun Matua menceritakan bagaimana warga tersiksa dengan keadaan seperti ini, asap yang didatangkan angin itu disertai juga dengan bau yang menyegat membuatnya tidak bisa bernafas dengan baik.

“Bahkan anak saya sering pusing dan muntah-muntah karena mencium asap pekat yang di keluarkan oleh pabrik yang telah beroprasi selama 8 bulan disini,” cerita Ellen di kediamannya pada cendana news, Kamis (27/7/2017).

Bahkan kehidupan warga didusun ini tidak tenang semejak kehadiran pabrik tersebut, karena ketika asap dan material debu yang dikeluarkan pabrik ini Mereka harus menutup rapat pintu dan jendela, agar debu ini tidak masuk ke dalam rumah.

Tidak hanya itu, sudah ada 4 warga didusun Matua yang memutuskan untuk pergi dan mengungsi ke tempat lain, dikarenakan sudah tidak tahan mencium asap dan juga material debu yang mengganggu pernapasan itu. Benar saja meski sudah memakai masker dihidung, akan tetapi bau bau yang menyengat yang dibawa asap itu tetap tercium.

Lihat juga...