ASBINDO Minta Dukungan Pemerintah Kembangkan Florikultura

“Pasar florikultura di Indonesia masih sangat kecil, kalaupun ingin mendapatkan pajak dari sektor ini tidak terlalu besar, kalaupun dikenakan sebaiknya bertahap agar sektor ini dapat berkembang setidaknya setara dengan Malaysia,” kata Glenn.

Kebangkitan Florikultura Indonesia, diresmikan pada Senin, 24 Juli 2017, dicanangkan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution sekaligus menunjukan keseriusan, komitmen dan dukungan serta perhatian Pemerintah terhadap potensi Florikultura sebagai sektor usaha yang berpotensi untuk meningkatkan devisa dan memberikan kontribusi di sektor riil.

Kebangkitan Florikultura Indonesia didukung oleh berbagai rangkaian acara antara lain Seminar, Bursa, Pameran, Lomba dan pawai mobil Hias yang diadakan 28-30 Juli 2017 di Bogor.

Glenn mengatakan, gerakan florikultura ini kerap dilaksanakan untuk memberikan kesadaran masyarakat mengembangkan sektor ini terlihat dari kesadaran pemerintah daerah mengembangkan taman, festival bunga diberbagai daerah, serta peringatan lain, namun sifatnya masih sporadis, rencananya dalam peringatan hari bunga tahun 2018 mendatang masuk dalam kalender internasional.

“Konsumsi bunga terbesar sampai saat ini masih DKI Jakarta, diikuti dengan Surabaya, Bandung, Bali, Manado, serta beberapa lainnya. Konsumsi bunga saat ini masih belum banyak karena harga bunga sendiri masih mahal seperti rangkaian bunga krisan di Belanda setara Rp100 ribu, sedangkan di Indonesia mencapai Rp400 ribu,” ujar Glenn.

Glenn mengatakan, untuk mengembangkan florikultura selain regulasi dibidang perpajakan juga perlunya memberikan kelonggaran masuknya investasi asing di sektor ini, mengingat biaya untuk penelitian dan pengembangan sektor florikultura membutuhkan dana yang besar. (Ant)

Lihat juga...