“Beta (saya) sudah 20 kali bolak balik mengantar warga yang hendak mudik ke beberapa Desa di Pulau Haruku. Tarifnya berkisar antara Rp350 ribu hingga Rp500 ribu sekali angkut. Biaya sewa tergantung desa yang dituju,” ujar Ahmad, salah seorang pengemudi speed boat.
Dia mengakui, hingga Sabtu petang telah memperoleh keuntungan lebih dari Rp4 juta atau hampir mencapai tiga kali lipat dibanding hari-hari biasanya.
Menurutnya, pelabuhan speed boat di Desa Tulehu sejak Jumat (23/6) sangat ramai dan padat didatangi warga yang hendak mudik untuk merayakan Idul Fitri di kampung halaman mereka.
“Hari ini (Sabtu) merupakan puncak mudik karena besok (Minggu) sudah Lebaran sehingga tidak ada angkutan laut yang beroperasi,” katanya.
Berdasarkan pantauan puncak arus mudik juga terjadi di pelabuhan Mamoking, Desa Tulehu yang dikhususkan untuk kapal cepat dan feri yang melayari rute Amahai (Pulau Seram), Pulau Saparua dan Nusalaut, kabupaten Maluku Tengah.
Tiga kapal cepat yang dioperasikan untuk melayari rute Ambon – Masohi terlihat dipadati penumpang hingga ke bagian luar kapal, dan diperkirakan melebihi kapasitas angkut masing-masing yang hanya 250-300 orang.
Sedangkan dua unit feri yang dioperasikan lebih banyak dipadati pemudik menggunakan kendaraan bermotor. Para pemudik terlihat saling berdesak-desakan agar dapat naik ke dalam feri. [Ant]